Naskah Drama: Rodli TL
Pengantar Penulis
Dua naskah drama ini ditulis sabagai tanda. Tanda saya ada, lantaran menulis, tanda ada penulis drama dan panggung, tanda masih ada hidup, tanda kebudayaan masih berkembang, tanda tempat dimana penulis tinggal ada peristiwa estetis dan intelektual yang menghubungkan dengan semuanya, bahkan pada hal yang trasendental, Tuhan.
Kapak Berhala Namrudz
Dendam Namrud Bin Kan’an Bin Kusy. Sang Raja besar Kerajaan Babilon. Sebuah lecutan perang urat saraf. Keadaan yang mulai berbalik, nilai menjadi abu-abu, dan yang putih ditenggelamkan, lantaran dendam berhala Namrudz pada Ibrahim yang dianggap telah menfitnah dirinya atas pengrusakan berhala-berhala kecil di sekelilingnya. Ibrahim telah meninggalkan kapak pada pundak berhala yang masih utuh. Kapak Ibrahim telah berada di tangan Berhala Namrudz, menjadi senjata, berbalik merusak ajaran Ibrahim sampai akhir jaman. Sebagaimana sumpah nenek moyangnya pada Tuhan kala di surga. Mereka ingin hidup selamanya sampai hari akhir hanya untuk menyesatkan manusia.
Crazybro
Pertarungan bisnis, semuanya bisa dijual, hingga muncul transplantasi liver dalam dunia medis. Hal ini menjadi komoditi empuk. Sampai kapan pun laku, berapapun harganya akan dibeli. Persoalannya adalah stock barang yang akan dijual. Tidak bisa dipungkiri, permintaan pasar terus semakin meningkat. Orang-orang gila itu lalu menjadi ide gila sebagai loncatan prestise dunia bisnis pencakokan hati manusia. Dua naskah drama ini semoga menjadi tonggak dan bagian proses menuju jalan maju teater dan manusianya, panggung dan budayanya. Mungkin hanyalah kecil manfatnya, namun masih ada manfaat.
Lamongan, Oktober 2014
CRAZYBRO
MEREKA ADALAH PULUHAN ORANG-ORANG GILA. SAMPAH PUSAT KOTA METROPOLIS. BERBICARA SENDIRI-SENDIRI, BERTERIAK.
RAMAI LALU SEPI.
DUA ORANG BERADA PADA RUANG KERJA. MEREKA SEDANG DIRUNDUNG MASALAH BESAR. TAMPAK DI MEJA BEBERAPA BOTOL MINUMAN, NAMUN KOSONG.
Johl : Sejak krisis politik berkepanjangan, bisnis kita satu persatu gulung tikar. Bank yang menjadi topangan usaha pun mulai tidak percaya, bahkan ikut bangkrut juga.
Gugu: Kita tidak boleh berfikir ke belakang. Bayangan itu akan semakin memperosokkan pada jurang yang dalam.
Johl : Bagaimana bisa melepaskannya bila setiap rekanan menghubungi dan menanyakan kesanggupan untuk segera membayarnya.
Gugu: Kita harus bisa melawan walau berat. Kita harus bisa hidup merdeka.
Johl : (Tertawa) Kau gila, mana mungkin kita bisa melakukannya.
Gugu: (Tertawa) Ya, kita harus seperti orang gila alias crazy. Kita harus merdeka seperti mereka, nampak tidak punya beban, apalagi hutang. Kita harus crazy, bro (Tertawa bangga)
Johl : (Tertawa) lakukanlah! Ganti pakaianmu, acak rambutmu. Lalu ke luar dari ruangan ini.
Gugu: Bukan penampakan secara lahir yang kita lakukan, namun kita harus carzy memutar otak, bro. Fikiran ini harus dibuat gila agar kita bisa merdeka
Johl : (Tertawa keras)
Gugu: (Tertawa keras) Ternyata kegilaan itu dunia kenikmatan tersendiri
Johl : (Tertawa) kita lupa
Gugu: (Tertawa) kita memasuki ruang yang amat berbeda
Johl : (Tertawa) kita gila, crazy
Gugu: (Tertawa) kita temukan keindahan yang paling ajaib.
Johl : (Tertawa)
DIAM
Gugu: Dalam kegilaan ini, aku menemukan ide yang gila, betul-betul crazy, bro. Ya kita akan survive lagi. Kita akan bisa mengembalikan modal kita lagi
Johl :Crazy macam apa itu, bro?
Gugu: (Berbisik) Dengar, aku yakin, hanya orang-orang gila lah yang mampu menggenggam dunia ini. Kita harus merebutnya dari orang-orang gila itu. Kita harus berani melakukannya agar kita tidak menjadi orang kalah
Johl : Ya, aku akan mengikutimu kalau usaha itu membuat kita kembali bangkit, dan kita tidak terjerat hutang lagi.
Gugu: Dan jangan ada kata hutang, jangan berfikir mundur.
Johl : Akan aku lakukan.
Gugu: Berfikir matang-matang, ini bisnis yang tidak akan pernah berjalan mundur. Selagi dunia ini belum hancur, bisnis ini tidak akan pernah bisa tidur.
Johl : Kata-katamu mulai bisa menyemangatiku untuk hidup kembali crazy dan crazy, bro
Gugu: Ini adalah bisnis sehat yang paling crazy
Johl : (Tertawa mencibir) Tahu apa kita tentang kesehatan
Gugu: Tapi kita mengerti tentang pasar (tertawa)
Johl : Kesehatan macam apa yang akan kita jual.
Gugu: Semahal apapun kesehatan itu. Orang pasti akan membelinya
Johl : Itu bukan ide carzy, bro. Itu ide primitive, kuno, ndesit orang Lamongan bilang. Sebelum nenek kita lahir. Mereka sudah amat pandai membuat ramuan kesehatan dari rempah-rempah yang ada di sekeliling rumah kita.
Gugu: (Tertawa) Namun tidak bisa menjualnya, juga tidak bisa menjelaskan kepada anak cucunya. Kemudian ramuan kuno lebih dekat dengan dunia paranormal, tidak perlu dijelaskan secara ilmiah. Ramuan adalah dogmatis, seperti aji-aji.
Johl : (Tertawa) Sudah kadaluwarsa apa yang kau fikirkan itu, bro. Kau mau mencoba membuat kemasan baru ramuan-ramuan itu? (tertawa) Bro, dunia farmasi yang telah ditemukan orang-orang barat sudah tidak mampu ditandingi. Kita akan gigit jari kalau hanya melawan mereka.
Gugu: Urusan kita, bukan urusan farmasi atau medis, urusan kita adalah pasar.
Johl : Sudahlah, jangan bermimpi menjadi penjual jamu!
Gugu: Bro, bukalah sedikit cakrawalamu, ini jaman keemasan dunia komunikasi, jangan hanya habiskan waktumu mengupdate status saja. Baca dengan detail bagaimana dunia berputar!
Johl : Sudahlah, aku lebih baik mengistirahatkan fikiranku ini, daripada melayani omong kosongmu itu
Gugu: Bro, kita harus bangkit!
Johl : Bagaimana kita bisa bangkit kalau kau melarangku berfikir ke belakang namun kamu melakukannya. Itu adalah dosa yang paling besar. Seperti maling berteriak maling, penjahat berseragam pejabat
Gugu: Dengarkan dulu, itu bukan inti dari ide crazy yang ingin aku sampaikan.
Johl : Sudahlah, crazy yang paling nikmat adalah kita berani telanjang di tempat umum. Sekarang kita istirahat dulu, dan pagi-pagi akan kita lakukan, berani?
Gugu: Itu bukan crazy bro, itu ketololan
Johl : Terserah apa kata kau, aku sudah malas berfikir untuk mendifinisikan kata-katamu.
Gugu: Bro, ayolah. Kita tidak boleh menyerah
Johl : Kita perlu istirahat. Bersabarlah, masih ada hari esok.
JOHL NAMPAK KELELAHAN. IA MEREBAHKAN TUBUHNYA DI ATAS MEJA.
ORANG-ORANG GILA BERKELIARAN
Gugu: Istirahatlah, tapi perlu kau ketahui. Aku harus lakukan mulai sekarang. Aku harus kembali memasang strategi untuk mulai berperang lagi. Aku harus bisa mensiasatinya, dan regulasi pasar harus berada dalam kendali kekuasaanku. Ini bukan ketololan. Ini adalah kegilaan. Ya, orang-orang gila itu. Mereka akan aku make up menjadi sesuatu yang amat berharga. Mereka akan menjadi produk pasar termahal, yang tidak akan tertandingi apapun. Ingat, bro! Siapa yang tidak ingin sehat, siapa yang tidak ingin punya umur panjang. Jawab dengan spontan! Semua orang pasti menginginkan hidup selamanya. Kesehatan adalah harta karun yang akan diburuh oleh siapapun. Berapapun harganya mereka akan membelinya, dan aku akan menjualnya. Orang gila dengan ide gila (tertawa lebar). Ya, orang gila dengan ide gila (tertawa lagi) Berapapun harga nyawa itu, akan ia bertaruhkan semua hartanya untuk membelinya. Ide gila itu akan aku siapkan. Dan tempat ini akan aku jadikan ruang operasi dan penelitian. Akan aku pasang iklan pada segmen pasar yang akan aku tujuh, ya para konglomerat itu. Dan bisnis terelit yang akan aku kendalikan adalah jual beli organ tubuh manusia.
LAMPU PADAM.
MUSIK.
SUARA EFEK RUANG OPERASI.
LAMPU MENYALA.
NAMPAK RUANG OPERASI BEDAH DENGAN KESIBUKAN PARA AHLI.
Gugu: (Tertawa) Keinginanku untuk menjadi pengusaha besar pertama di negeri ini yang memiliki rumah sakit transplantasi liver bukan hanya isapan jempol. Terbukti para pemodal sangat tertarik dengan rencana gilaku ini. Mereka mendukung penuh agar cita-cita tersebut segera terkabul.
Bentuk dukungan mereka bermacam-macam, bahkan kepala daerah menfasilitasi kekurangan anggaran sebesar 1,2 trilliun rupiah, untuk pengadaan peralatan medis maupun sarana lainnya. Anggaran itu akan segera disiapkan oleh pemerintah, karena direncanakan bulan mendatang Pusat Transplantasi Liver akan diresmikan. Dengan terbentuknya pusat transplantasi liver atau lebih dikenal dengan istilah cangkok hati ini, merupakan bagian tugas bagaimana aku membangkitkan bisnisku yang mulai kolap.
Apapun akan aku lakukan termasuk mendatangkan tenaga ahli transplant itu dari Oriental Organ Transplant Center yang disingkat dengan OOTC, bernaung di bawah bendera Tianjin First Central Hospital di Tianjin, Cina. Bolehlah sedikit mengikuti ajaran yang mengatakan kita harus ke negeri cina untuk belajar. Atau darimanapun juga. (tertawa)
TIBA-TIBA BANGUN TERBELALAK
Johl : (Tiba-tiba bangun, berlari memanggil-manggil temannya.) Gu, gugu! Aku bermimpi indah. Kita harus bangkit! Aku bermimpi kita memiliki perusahaan besar. Kita memiliki perusahaan pemasok organ tubuh manusia. Kita memiliki rumah sakit tercanggih di dunia.
Gugu: Mesin operasinya masih terdengar di telingahmu
Johl : Benar, indah betul suara mesin yang menghasilkan uang banyak itu
Gugu: Lalu bagaimana rupa dokter-dokter itu?
Johl : Mereka masih mudah dan cerdas,
Gugu: Bagaimana etos kerjanya?
Johl : Sangat tinggi, mereka sangat cekatan
Gugu: Lalu bagaimana dengan pasien-pasiennya?
Johl : Itu yang segera ingin aku ceritakan. Yang datang adalah orang-orang istimewa dari berbagai negeri manca.
Gugu: Penyakit apa yang diderita?
Johl : Bukan penyakit yang diderita yang membuat mereka istimewa
Gugu: Mereka datang dari mancanegara?
Johl : Tidak hanya itu
Gugu: Lalu?
Johl : Jangan dipotong, bro. Aku ingin menceritakan mimpiku terindah dan termahal. Para pasien itu sangat istimewa
Gugu: Kalimat itu kau ulang lagi, letak istimewanya dimana?
Johl : Haduuuh, bro. Jangan dipotong. Beri keleluasaan aku untuk menceritakan sesuatu., tolong sesekali jadilah pendengarku yang setia. Begini, bro. Para pasien itu sangat istimewa. Mereka datang dari berbagai negara terkaya di dunia, dan yang paling istimewa, mereka pasti berjanji akan memberikan separoh kekayaanya apabila penyakitnya berhasil disembuhkan. Bahkan ada yang paling aneh. Salah satu pasien itu dari negeri kita sendiri. Ia adalah kepala daerah yang baru saja memenangkan pemilu. Ia berjanji akan memberikan lima pulau di daerah kekuasaanya sebagai hadiah.
Gugu: Apa, hadiah lima buah pulau?
Johl : Ya, lima pulau, bukan lima buah durian, apalagi buah dada. Sekali lagi, lima pulau rata-rata besarnya lebih besar dari pulau bawean.
Gugu: (Tertawa) itu carzy, bro
Johl : Ya, aku juga berfikir itu crazy, namun…
Gugu: Namun itu tidak masuk akal. Dimana ada kepala daerah yang memiliki pulau. Masa kerja mereka hanya lima tahun. Kalau kepala daerah punya lima pasang buah dada sih umum (mengejek)
Johl : Itu tidak bisa dikalkulasi dengan akuntansi bisnis, bro
Gugu: Lalu?
Johl : Mereka mengkalkulasinya dengan strategi kebijakan politik, apa saja menjadi masuk akal
Gugu: (Terheran) Aneh,
Johl : Tidak ada yang aneh di laku politik, bro. Politik hanya mengenal dua sisi, menang dan kalah
Gugu: Sungguh, mimpimu semakin, aneh
Johl : Kalau persoalan politik, saya sangat faham betul, sama sekali tidak ada kaitannya dengan mimpiku yang akan membawa keberuntungan
Gugu: Bukan persoalan politik yang aneh, tapi kau yang cukup aneh, tiba-tiba cerdas dan mengerti persoalan apapun
Johl : Maaf, saya bukan pelaku politik yang haus akan segala pujian
Gugu: Sungguh, kau semakin aneh, hari ini kau betul-betul teramat cerdas alias crazy
Johl : Ajaran kebaikan, lemparlah segenggam pasir pada seseorang yang suka memuji
Gugu: (Tertawa)
Johl : Kembali lagi ke persolalan mimpiku yang akan membangkitkan bisnis kita lagi
KESIBUKAN RUANG OPERASI
Gugu: (Tertawa) Apa yang kau ceritakan dalam mimpimu bukan lagi mimpi, bro. Namun kenyataan. Dengar suara-suara yang kau dengar seperti yang terjadi dalam mimpimu itu. lihat kenyataan yang hadir. Semuanya masih terdengar dan nampak di pelupuk mata kita kan! Semuanya telah menjadi nyata. Rumah sakit dan kebangkitan bisnis kita yang telah kau ceritakan kini benar-benar nampak megah. Coba lihat bagaiamana mereka bekerja, dan pelototi dengan seksama para pasien itu!
Johl : Bagaimana semuanya bisa menjadi nyata. Kita tidak hidup pada jaman keemasan sulaiman kan, yang semuanya bisa dengan bim sala bim..
Gugu: Sebagai seorang pengusaha, tidaklah pas memanjakan waktu tidur. Bila itu yang kita lakukan, kita akan semakin tergilas. Jantung seorang intrepeneur adalah seperti jantung kota metropolitan. Mereka tidak akan pernah berhenti berdetak. Semua hari menjadi seperti siang
PARA DOKTER AHLI BEDAH SIAP MELAKUKAN OPERASI, SIBUK SEKALI. NAMUN SUNYI. YANG TERDENGAR HANYA SUARA MONITOR KONTROL DAN DEGUB JANTUNG.
SEPI.
ORANG-ORANG GILA LALU LALANG. SIBUK MENJADI MANUSIA METROPOLIS.
Gugu: Mulai muncul masalah baru dalam bisnis ini. Tidak mudah orang mendonorkan organ dalam mereka. Dogma agama sangat kuat. Haram, haram, haram
Johl : (Tertawa) siapkan amplop, pasti akan menjadi seratus persen halal
Gugu: Bukan sekedar fatwa, bro. Ini sudah menjadi dogma, alias takdir hidup dan mati. Mereka tidak berani merekayasa.
Johl : Oh, takdir, hidup dan mati?
Gugu: Dogma yang cukup kuat dan berkembang itu semakin menyulitkan kita, bahwa Individu itu bukan sekedar kepala dan jasad, namun sebenarnya adalah segumpal darah, bila baik maka baiklah semua, bila buruk, maka buruklah semua. Segumpal darah itu adalah hati, alias liver.
Johl : Segumpal darah, hati…..?!
Gugu: Akhirnya mereka tidak mau memisahkan sebagian liver apalagi mendonorkan semunya.
Johl : Benar-benar akan menjadi hantu yang sangat menakutkan. Bisnis kita akan mengalami kesulitan yang cukup besar. Kehabisan stok liver dan ginjal. Harus secepatnya kita bicarakan dengan pengelola hutan lindung, bila perlu dengan menteri kehutanan.
Gugu: Apa, kita mau alih bisnis, melakukan illegal logging?
Johl : Terlalu rendah dan beresiko
Gugu: Terus apa maumu?
Johl : Meminta untuk menyuplai organ dalam
Gugu: Ide gila macam apa itu?
Johl : Menyuplai beberapa monyet.
Gugu: Akan muncul persolan baru lagi. Betul, kita akan punya banyak persediaan, namun bila calon pasien tahu, bahwa hati mereka akan diganti dengan hati monyet, pasti mereka tidak mau. Bayangkan bila para pengusaha, pejabat tinggi berhati monyet, cukup berbahaya.
Akibatnya pasti suka kawin, bro. (Tertawa) Jangan-jangan ide kau itu sudah kadaluwarsa. Secara sembunyi-sembunyi sudah ada yang melakukan transplantasi liver dengan hati monyet. Melihat gejala yang semarak sepertinya sudah berkembang. Para pejabat tinggi dan pengusaha besar pasti suka kawin. Ya, suka kawin sebagaimana tabiat monyet. Wah, bila benar, kita akan punya competitor yang cukup berat, sudah cukup berpengalaman. Mereka telah jauh mendahului kita.
Johl : Benar juga, akan menjadi bisnis yang usang.
GUGU DAN JOHL MULAI NAMPAK KEBINGUNGAN. PARA DOKTER BEDAH JUGA IKUT LESU, KARENA MEREKA TIDAK MELAKUKAN OPERASI LAGI.
Johl : Bagaimana ini, bro?! kontrak kita dengan para ahli bedah itu cukup mahal, bila satu minggu saja mereka tidak melakukan operasi, kita akan mengalami devisit milyaran rupiah. Sedang permintaan pasar cukup besar.
Gugu: Kita coba berbicara dengan para tokoh agama, kita minta dukungan mereka untuk mengkampanyekan, bahwa donor organ dalam akan mendapatkan surga kelak di hari akhir, bahkan mereka akan masuk surga tanpa dihisab, layaknya mati dalam medan membela Tuhan. Agar cepat dipercaya, kita meminta para tokoh agama itu untuk bisa mencuci otak ummatnya. Dari pada menghadapi hidup yang sulit untuk lepas dari dosa, lebih baik mati mulia dengan mendonorkan bagian tubuhnya, akan mati syahid. Kain yang berlumuran darah akan disemayamkan, tanpa dimandikan. Sebab akan menjadi saksi bahwa mereka adalah syahid. Ia masuk surga tanpa antri untuk dihisab, ia akan melesat ke surga tertinggi.
Johl : Sepertinya mereka tidak mungkin mendukung ide gila itu. Mereka tidak akan menelan ludah yang telah dikeluarkan. Mereka adalah panutan. Sekali bilang A tidak akan berubah menjadi B.
Gugu: Dengan terpaksa, separuh dari keuntungan bisnis ini untuk mereka bila berhasil. Untuk membangun tempat ibadah, panti asuhan, pesanten, pergi ke tanah suci setiap bulan. Pokoknya semua kepentingan syiar agama mereka kita support seribu satu persen. Mereka pasti mau, karena manfaatnya lebih besar daripada mudhorotnya (Tertawa) Gila bukan, benar-benar crazy, bro….(Tertawa).
MEREKA BERSIAP-SIAP MELOBI PARA TOKOH AGAMA. MEREKA PERGI DAN DATANG DENGAN MEMBAWA KEGAGALAN
Johl : Romo Seto menolak
Gugu: Gus Rahman tidak merespon
Johl : Pendeta Mangun mencibir
Gugu: Kyai Maksum tidak mau
Johl : Ki Joko menertawai
Gugu: Ustdaz Rofik malah berbalik memberi nasihat, tidak baik berlomba-lomba mengumpilkan harta. (LEMES) Rasanya hidup gila ini harus berakhir, bro. Untuk apa memeras otak dan keringat untuk mengejar semua itu. pada akhirnya kita masuk liang lahat, dan semuanya pasti kita tinggal. Ini adalah titik kulminasi hidup saya, telah sampai puncak, dan saya harus kembali ke titik nol untuk memulai hidup baru. Menjadi sosok yang sublime, melepas diri dari hingar bingar metropolis. Aku akan berhijrah ke sebuah kampong yang tenang. Aku ingin menenangkan hidup, menyepi dan menghening. Aku akan memasrahkan hidup ini pada Sang Pemilik Hidup.
Johl : Pikiran ini memang terasa lelah. Namun terkesan rendah bila kita berbalik arah begitu saja. Kita bukan entrepreneur sejati. Pengecut, bukan spekulan berbobot, dan akhirnya mati dalam kubangan lumpur kefakiran yang paling menjijikkan. Konyol! (Bangkit) camkan kalimat ini, money breeding money. kita berada pada era working capital. Be the have atau terlempar menjadi sampah.
Gugu: Silakan kau kejar mimpimu sendiri, aku juga akan menata mimpiku yang abadi
Johl : Ini bukan lagi mimpi, tapi sudah menjadi kenyataan yang sedang kita hadapi. Aku sangat mengerti dengan mimpimu..
Gugu: Nah, itu lebih baik. Dengan rendah hati, saya memohon undur diri dari dunia ini, izinkan saya memulai untuk menemui kehidupan baru.
Johl : Bukan aku bermaksud menghalangimu, namun sungguh sayang, bila kau mengejar mimpimu dengan rasa takut. Padahal Tuhan paling tidak suka dengan orang-orang pengecut
Gugu: Saya takut semakin tidak bisa menemuiNya, karena terlalu sibuk dengan urusan pragmatisme.
Johl : Bahkan kau mulai mengejar mimpi menemui Tuhanmu itu lantaran kau sedang terpelanting dari dunia lama. Kau menemui Tuhan lantaran kau tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Tuhanmu hanya kau jadikan pelarian terakhir. Kau tidak sungguh-sungguh mencintainya.
Gugu: Kau memang kawanku paling cerdas dan hebat. Ucapanmu nampak gagah. Namun ijinkan sejenak saya untuk merenung. Izinkan sejenak untuk menyepi
GUGU MENINGGALKAN JOHL BERDIRI SENDIRIAN. JOHL BERDIRI DENGAN SINAR MATA YANG OPTIMIS. JOHL PUN MENINGGALKAN TEMPAT TERSEBUT.
ORANG-ORANG GILA LALU LALANG NAMUN SEPI
HENING.
GUGU KEMBALI MUNCUL DENGAN WAJAH SEMRINGAH. DALAM KEPALANYA MUNCUL CAHAYA BARU
Gugu: (Berdiri gagah) Dalam hening aku temukan cahaya, dalam hening aku temukan jalan lurus menuju puncak. Johl datanglah kemari, ayo kita berlari menuju puncak kapitalisme. Kita temui para pemangku negeri ini. Mereka pasti akan menyambut kita dengan gembira. Tetap pada Medical Bussines, Transplantasi Liver terajaib di dunia. Kanan kiri, kita dapatkan provitable yang mengejutkan. Kita akan menemukan puncak prestise konglomerat tertinggi.
JOHL: (Gagah) senang melihatmu, Gugu. Dalam heningmu kau menemukan sepuluh kali lipat dirimu yang sesungguhnya. Aku yakin kau menemukan ide yang sangat brilliant. Gugu, kawanku. Ceritakan padaku, apa ide sesungguhnya itu?
SUARA INDUTRI METROPOLIS BERGEMURUH
Gugu: ini kegilaan yang paling ajaib. Gila nomer seribu satu.
Johl : Kegilaan macam apa, bro?
Gugu: Tentang orang-orang gila itu?
Johl : Orang-orang gila yang mana, tokoh-tokoh agama, pimpinan, kau, saya, apa kita yang kau maksud?
Gugu: orang-orang gila yang sesungguhnya, sinting alias tidak normal, mereka yang berada di jalan-jalan, yang merusak pemandangan kota
Johl : Orang-orang gila yang merusak pemandangan kota?! Apa maksudmu, kawan?
Gugu: Mereka adalah stock yang tidak pernah habis. Bisnis transplantasi kita akan mencapai puncak. Sebuah bisnis jasa yang spectakuler pada awal abad dua puluh dua.
Johl : Stock organ tubuh kita bukan lagi monyet, tapi manusia, sama seperti kita, hanya saja akal mereka sedang konslet.
Gugu: Bayangkan bila ide ini kita sampaikan pada pimpinan daerah. Pasti mereka melompat sambil berkata ya, setuju. Begini ekspresi mereka (Menirukan gaya pimpinan daerah menyetujui idenya). Mereka tidak perlu memutar anggaran pengeluarannya. Bila perlu anggaran itu tetap ada, dan masuk kantong mereka. Dan kita yang mengerjakan proyek kelola kota yang aduhai itu untuk membuat angka nol orang gila berkeliaran di pusat kota. Bahkan yang lebih gila lagi. Ide ini harus memiliki ijin HAKI, Hak Kekayaan Intelektual.jadi tidak seoarangpun yang menirunya. Bahkan dimanapun orang gila itu berada, mereka adalah kekayaan kita. Bahkan secara hukum keluarga tidak memiliki hak dan tanggungjawab apapun pada orang gila tersebut. Sejak mulai gila, seseorang itu otomatis menjadi milik kita. Organ tubuhnya menjadi stock yang tidak ternilai harganya. Kita butuh ahli bedah sebanyak-banyaknya untuk kita pekerjakan di tempat kita, bahkan bila perlu kita harus import ahli bedah dari berbagai manca Negara, katakan bahwa gaji mereka lebih tinggi daripada dokter ahli kepresidenan atau kerajaan.
Johl : Orang-orang gila itu sudah terkumpul di warehouse, gudang yang cukup luas. Dan para dokter sedang beraksi. Sekarang perintah petugas untuk masuk kampung-kampung. Ambil orang-orang gila itu dari keluarganya.
PANGGUNG DAN SEMUA TEMPAT PERTUNJUKAN NAMPAK PENUH DENGAN ORANG GILA, PARA AHLI BEDAH DENGAN OPERASINYA. JOHL DAN GAGU BERADA DI TENGAH-TENGAH MEREKA, LALU MENYEBUTKAN BEBERAPA ASAL DAN KUALITAS STOK ORGAN TUBUH ORANG-ORANG GILA.
TAMAT
Lamongan, 28 September 2014.
*) Rodli TL, seorang dramawan Jawa Timur yang telah menulis puluhan naskah drama sekaligus menyutradarainya. Ia lahir di Lamongan pada tanggal 17 Juni 1976. Sejak lulus dari Teater Tiang di Universitas Jember tahun 2004, ia mendirikan sanggar anak Sang_BALA, Kelompok Belajar Bermain Drama yang sampai sekarang memiliki ratusan anak asuh yang terus-menerus berlatih di sanggar yang berdiri kokoh, serta memiliki tempat pertunjukan permanen di kampung halamannya, Candi Tunggal, Kalitengah, Lamongan. Ia juga dosen CCU, Creative Writing, Sastra dan Film di Universitas Islam Darul Ulum Lamongan. Di tahun 2008, mendapatkan penghargaan dari Mendiknas sebagai pengajar kreatif di bidang seni pertunjukan anak pada Festival Seni Internasional. Tahun 2010, karyanya kembali menjadi yang terbaik di Festival Seni Internasional tersebut.
Puluhan naskah drama yang telah ditulisnya; ‘Mulut’ 2000, ‘Tarian Tanah’ produksi 2001, ‘Eksekusi Suatu Hari Kemudian’ 2002, ‘Ketinggalan Kereta’ 2003, ‘Adam Hawa,’ produksi 2004, ‘Si Lita’ 2004, ‘Ubah Bintang’ 2005, ‘Kibar Bendera Sarto’ 2006. Novel ‘Dazedlove’ diterbitkan Pustaka Ilalang 2005, ‘Hah’ 2007, ‘Kapak Berhala’ diterbitkan PUstaka puJAngga 2008, ‘Mimpi Buruk Penari’ 2007, ‘Bunglon dan Kupu-Kupu’ 2005, ‘Past Game’ Festival Seni Internasional 2008 PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta, ‘Ibu Bumi,’ diproduksi Teater Nafas Kata 2009, ‘Kesetiaan Sang Istri,’ produksi Teater Roda dan DISBUDPAR JATIM 2009, ‘Perempuan Bunga Kamboja’ 2009, ‘Roh Jahat’ 2009, ‘Membunuh Hayalan’ produksi Teater Kotak Hitam 2010, ‘Dewi Sri’ karya pertunjukan terbaik Festival Seni Internasional PPPPTK Seni Budaya Jogjakarta 2010, ‘Wasiat Gelap’ 2010, ‘Anoman Kecil’ 2012, ‘Manusia Kardus’ 2012, ‘Orang Asing’ 2012, ‘Kadet Suwoko,’ Sutradara Terbaik Lomba Teater Bulan Bahasa UM 2011, ‘Prahara Amitunon’ 2013, ‘Kupatan,’ pertunjukan terbaik II Drakolah Jawa Timur 2014, ‘Nyanggring’ 2013, Novel Pertunjukan ‘Anak Kalap’ 2013, ‘Raja Kasa’ 2013, ‘Klebon Grasak’ 2014, ‘Situ Bagendit’ 2014, ‘Ada Yang Menangis Sepanjang Hari’ 2014, ‘Dhaeng Sekara’ 2014, ‘Iblis Menangis’ 2014. Puluhan naskah drama tersebut telah menjadi bagian penting perkembangan dunia teater di Lamongan sampai ke panggung Internasioanal.
http://sastra-indonesia.com/2017/10/crazybro-naskah-drama-awal-abad-dua-puluh-dua/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A Mustofa Bisri
A. Anzieb
A. Aziz Masyhuri
A. Jabbar Hubbi
A. Khoirul Anam
A. Kurnia
A. Syauqi Sumbawi
A. Zakky Zulhazmi
A.C. Andre Tanama
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S Laksana
A.S. Laksana
Abdul Hadi WM
Abdul Kirno Tanda
Abdurrahman Wahid
Abid Rohmanu
Acep Iwan Saidi
Acrylic on Canvas
Addi Mawahibun Idhom
Ade P. Marboen
Adib Baroya
Adib Muttaqin Asfar
Aditya Ardi N
Adreas Anggit W.
Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI
Afrizal Malna
AG. Alif
Agama
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agunghima
Agus Aris Munandar
Agus Buchori
Agus Prasmono
Agus Priyatno
Agus R. Subagyo
Agus Setiawan
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahmad Damanik
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Wiyono
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainul Fitriyah
Ajip Rosidi
Akhmad Marsudin
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Aksin Wijaya
Al Mahfud
Alex R Nainggolan
Ali Nasir
Ali Soekardi
Alunk Estohank
Amanche Franck Oe Ninu
Aming Aminoedhin
Anakku Inspirasiku
Anang Zakaria
Andhi Setyo Wibowo
AndongBuku #3
Andri Awan
Andry Deblenk
Anindita S. Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Puisi Kalijaring
Antologi Sastra Lamongan
Anton Kurnia
Anugerah Ronggowarsito
Anwar Syueb Tandjung
Aprillia Ika
Aprillia Ramadhina
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Junianto
Arif 'Minke' Setiawan
Arim Kamandaka
Aris Setiawan
Armawati
Arswendo Atmowiloto
Art Sabukjanur
Arti Bumi Intaran
Aryo Wisanggeni G
Asap Studio
Asarpin
Asrizal Nur
Awalludin GD Mualif
Ayu Sulistyowati
Aziz Abdul Gofar
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bara Pattyradja
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benni Indo
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Lukisan
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Bidan Romana Tari
Binhad Nurrohmat
Biografi
Bisnis
Bondowoso
Bre Redana
Brunel University London
Budi P. Hatees
Budi Palopo
Buku Kritik Sastra
Buldanul Khuri
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chicilia Risca
Coronavirus
Cover Buku
COVID-19
Cucuk Espe
D. Kemalawati
Dadang Ari Murtono
Dadang Sunendar
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Dantje S Moeis
Darju Prasetya
Dedi Gunawan Hutajulu
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak
Desa Glogok Karanggeneng
Dessy Wahyuni
Dewi Yuliati
Dhanu Priyo Prabowo
Dhoni Zustiyantoro
Dian Sukarno
Dien Makmur
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Doddy Hidayatullah
Dody Yan Masfa
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Drs H Choirul Anam
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwijo Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Efendi Ari Wibowo
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Israhayu
Emha Ainun Nadjib
Endang Kusumastuti
Eni S
Eppril Wulaningtyas R
Erdogan
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Faizal Af
Fajar Setiawan Roekminto
Farah Noersativa
Fathoni
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Gugur Gunung
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Fikram Farazdaq
Forum Santri Nasional (FSN)
FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo
Galeri Lukisan Z Musthofa
Galuh Tulus Utama
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gesit Ariyanto
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Golan-Mirah
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Bahaudin
H.B. Jassin
Halim HD
Hamzah Sahal
Handoyo El Jeffry
Happy Susanto
Hardi Hamzah
Haris Firdaus
Haris Saputra
Harun Syafii bin Syam
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Hendra Sugiantoro
Hengky Ola Sura
Heri Kris
Heri Ruslan
Herry Mardianto
Heru Maryono
Hilmi Abedillah
Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo)
Holy Adib
htanzil
Hudan Nur
Husin
I Nyoman Suaka
IAIN Ponorogo
Ibnu Wahyudi
Idayati
Idi Subandy Ibrahim
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Yusardi
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imam Zanatul Huaeri
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Indigo Art Space
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indri Widiyanti
Inti Rohmatun Ni'mah
Inung Setyami
Irfan El Mardanuzie
Isbedy Stiawan ZS
Iskandar Noe
Isnatin Ulfah
Isti Rohayanti
Istiqomatul Hayati
Jadid Al Farisy
Jafar M Sidik
Jakob Sumardjo
Janual Aidi
Jawapos
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jember
Jember Gemar Membaca
JIERO CAFE
Jihan Fauziah
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Edy Raharjo
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Syahputra
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
K.H. Ma’ruf Amin
Kabar Pelukis
Kalimat Tubuh
Kang Daniel
Kartika Foundation
Karya Lukisan: Z Musthofa
Kasnadi
Kedai Kopi Sastra
Kemah Budaya Panturan (KBP)
KH. M. Najib Muhammad
KH. Marzuki Mustamar
Khadijah
Khaerul Anwar
Khairul Mufid Jr
Khansa Arifah Adila
Khawas Auskarni
Khudori Husnan
Khulda Rahmatia
Ki Ompong Sudarsono
Kim Ngan
Kitab Arbain Nawawi
Kompas TV
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sablon Ponorogo
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Korban Gempa
Koskow
Kostela
KPRI IKMAL Lamongan
Kritik Sastra
Kue Kacang
Kue Kelapa Pandan
Kue Lebaran Edisi 2013
Kue Nastar Keju
Kue Nastar Keranjang
Kue Pastel
Kue Putri Salju
Kue Semprit
Kurnia Sari Aziza
Kuswaidi Syafi'ie
L Ridwan Muljosudarmo
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Lamongan Jawa Timur
Landscape Hutan Bojonegoro
Landscape Rumah Blora
Lathifa Akmaliyah
Legenda
lensasastra.id
Lie Charlie
Linda Christanty
Linus Suryadi AG
Literasi
Lombok Utara
Lucia Idayani
Ludruk Karya Budaya
Lukas Adi Prasetyo
Lukisan Andry Deblenk
Lukisan Karya: Rengga AP
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari
Lukisan Sugeng Ariyadi
Lukman Santoso Az
Lumajang
Lusiana Indriasari
Lutfi Rakhmawati
M Khoirul Anwar KH
M Nafiul Haris
M. Afif Hasbullah
M. Afifuddin
M. Fauzi Sukri
M. Harir Muzakki
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lutfi
M. Mustafied
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M’Shoe
Mahamuda
Mahendra
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Maimun Zubair
Makalah Tinjauan Ilmiah
Makyun Subuki
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Mario F. Lawi
Martin Aleida
Mashdar Zainal
Mashuri
Masuki M. Astro
Masyhudi
Mathori A Elwa
Matroni El-Moezany
Maulana Syamsuri
Media Ponorogo
Media: Crayon on Paper
Media: Pastel on Paper
Mei Anjar Wintolo
Melukis
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Menggalang Dana Amal
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mien Uno
Miftakhul F.S
Mihar Harahap
Mila Setyani
Misbahus Surur
Mix Media on Canvas
Moch. Faisol
Mochammad A. Tomtom
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Ali Athwa
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Subarkah
Muhammad Wahidul Mashuri
Muhammad Yasir
MUI
Mujtahidin Billah
Mukafi Niam
Mukani
Mukhsin Amar
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musa Ismail
Muslim Abdurrahman
Naskah Teater
Neva Tuhella
Nezar Patria
Nidhom Fauzi
Niduparas Erlang
Ninuk Mardiana Pambudy
Nirwan Ahmad Arsuka
Noor H. Dee
Novel Pekik
Novel-novel bahasa Jawa
Nur Ahmad Salman H
Nur Hidayati
Nur Wachid
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyiayu Hesty Susanti
Obrolan
Oil on Canvas
Olimpiade Sastra Indonesia 2013
Oyos Saroso H.N.
Padepokan Lemah Putih Surakarta
Pagelaran Musim Tandur
Paguyuban Seni Teater Ponorogo
Pameran Lukisan MADIUN OBAH
Pameran Seni Lukis
Pameran Seni Rupa
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Paring Waluyo Utomo
Pasuruan
PDS H.B. Jassin
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Jumartono
Pelukis Ponorogo Z Musthofa
Pelukis Rengga AP
Pelukis Senior Tarmuzie
Pelukis Unik di Ponorogo
Pemancingan Betri
Pendhapa Art Space
Penerbit SastraSewu
Pengajian
Pengetahuan
Pesantren An Nawawi Tanara (Penata)
Pito Agustin Rudiana
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Gus Dur
Probolinggo
Prof Dr Achmad Zahro
Prof Dr Aminuddin Kasdi
Prof Dr Soediro Satoto
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Purnawan Andra
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putri Asyuro' Rizqiyyah
Putu Fajar Arcana
R.Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Rasanrasan Boengaketji
Ratna
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992
Reyog dalam Lukisan Kaca
Ribut Wijoto
Ridha Arham
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Ris Pasha
Rizka Halida
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Romi Zarman
Rosi
Rosidi Tanabata
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Prasetyo Utomo
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Sahlan Bahuy
Sajak
Sakinah Annisa Mariz
Samsudin Adlawi
Samsul Bahri
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sanggar Shor Zhambou
Santi Maulidah
Sapardi Djoko Damono
Sapto HP
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastri Bakry
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Self Portrait
Senarai Pemikiran Sutejo
Seni Ambeng Ponorogo
Seniman Tanah Merah Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Budhi
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindhunata
Situbondo
Siwi Dwi Saputro
SMP Negeri 1 Madiun
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sonia Fitri
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Spirit of body 1
Spirit of body 2
Spirit of body 3
Sri Mulyani
Sri Wintala Achmad
Stefanus P. Elu
STKIP PGRI Ponorogo
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugeng Ariyadi
Suharwedy
Sujarwoko
Sujiwo Tedjo
Sukitman
Sumani
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Switzy Sabandar
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Tamrin Bey
TanahmeraH ArtSpace
Tangguh Pitoyo
Taufik Ikram Jamil
Taufik Rachman
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater nDrinDinG
Teaterikal
Teguh Winarsho AS
Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tiyasa Jati Pramono
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
To Take Delight
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Andhi Suprihartono
Tri Harun Syafii
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
UKM Teater Yakuza '54
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Untung Wahyudi
Usman Arrumy
Usman Awang
Ustadz Chris Bangun Samudra
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wachid Nuraziz Musthafa
Warih Wisatsana
Warung Boengaketjil
Wawan Pinhole
Wawancara
Widhyanto Muttaqien
Widya Oktaviani
Wisnu Hp
Wita Lestari
Wuri Kartiasih
Yeni Pitasari
Yerusalem Ibu Kota Palestina
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yosep Arizal L
Yoseph Yoneta Motong Wuwur
YS Rat
Yuditeha
Yuli
Yulia Sapthiani
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yusuf Wibisono
Yuval Noah Harari
Z. Afif
Z. Mustopa
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zaki Zubaidi
Zehan Zareez
Zulfian Ebnu Groho
Zulfikar Fu’ad
Zulkarnain Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar