Aprillia Ramadhina *
Jurnal Nasional, 17 Nov 2013
TAK ada untung dalam perang, tak ada kemenangan di pihak manapun yang bersekutu. Yang ada hanya korban bergelimpangan dan kerugian di sisi yang paling sentral yaitu kemanusiaan.
Ibu Brani layaknya dua sisi mata uang, seperti halnya yang dimiliki manusia lainnya. Ia ingin kedamaian datang, tapi juga berharap perang tak berhenti, karena ia juga mencari keuntungan. Sebuah hal yang sangat paradoks, tapi bisa jadi, itulah potret kebanyakan masyarakat kita sekarang. Mencari aman, berada di antara. Terkadang ibu Brani memasang bendera Matahari Hitam di keretanya, kadang ia ganti menjadi bendera Matahari Putih. Baginya hal itu tidak terlalu penting, ia benci perang, sekaligus menikmatinya.