Selasa, 30 Oktober 2012

Gerilya Negri Sungsang I

(Catatan perjalanan di Desa Jono, Temayang, Bojonegoro)
Sabrank Suparno *
Sastra-indonesia.com

1. Keberangkatan

Setelah melakukan latihan ‘terakhir’ dalam proses naskah teater Negri Sungsang pada 20 Januari 2012, seluruh awak Komunitas Suket Indonesia berdiskusi khusus mengenai pementasan dua hari berikutnya tanggal 22 Januari di Desa Jono, Kecamatan Temayang, Bojonegoro dan 23 Januari 2012 di Desa Maibit, Kecamatan Rengel-Tuban.

Gerilya Negri Sungsang II

(Catatan Pementasan di Desa Maibit, Kecamatan Rengel-Tuban pada 23 Januari 2012)
Sabrank Suparno *
Sastra-indonesia.com

Ketika para aktor Negri Sungsang ikut berdiskusi seusai pementasan di desa Jono, personel KSI yang lain membongkar properti. Setelah dirasa perlengkapan terselesaikan, seluruh awak KSI berpamitan kepada tuan rumah. Secara tekhnis tidak ada perbedaan dengan kedatangan di Jono, begitu sampai di Balai Desa Maibit, Kecamatan Rengel-Tuban jam 24.30 malam, beberapa awak rombongan membantu setting panggung dan lighting. Persis ketika di Jono, dengan harapan esok harinya waktu hanya untuk istirahat total, kecuali jalan-jalan dan atau tugas lain yang terjadwal.

Sensor dan Kebebasan

Nirwan Ahmad Arsuka *
Kompas, 27 Januari 2008

INDONESIA masih memerlukan sensor! Karena budaya masyarakat yang sangat beragam dan tingkat pendidikannya yang masih rendah, lembaga sensor masih perlu dipertahankan, bahkan sampai beberapa puluh tahun ke depan. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengeluarkan pernyataan ini dalam sidang pengujian Undang-Undang Perfilman yang diajukan oleh Masyarakat Film Indonesia di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (9/1) lalu.

Rabu, 17 Oktober 2012

Nasib Si Buyung

Ahmad Zaini *
Sastra-indonesia.com

Pancaran matahari menerangi halaman rumah yang ditumbuhi pepohonan dengan daun rindang. Sinar cerahnya memantul saat menerpa daun yang digoyang angin lewat. Hembusan udaranya menerbangkan debu lembut kemudian berlabuh di wajah anak yang sedang bermain riang. Si kecil kemudian berlari sambil mengucek-ucek matanya yang kemasukan sebutir debu. Ia memanggil-manggil nama ibunda yang sedang menjahit pakaian sang bapak karena sobek pada lengan kanannya.

TIGA

Johan Edy Raharjo
Sastra-indonesia.com

Sinar lampu minyak diatas kotak kecil di meja menerangi kamar setiap sudut ruang istirahatku, sinarnya kuning menghasilkan asap hitam mengepul membumbung. Remang-remang malam makin larut, sunyi senyap melengkapi malam mingguku. Bintang biduk dan kerlipan rasi-rasi bintang tak menampakkan diri, membuat diriku mengurung diri dikamar. Aku tak bisa tidur, tidur siang tadi telah memuat kedua kelopak mata ini tak mau mengatup.

Kamis, 11 Oktober 2012

Yang Manakah Sastra Kita Sebenarnya? (Antara Kontekstual dan Universal)

Sutejo
Surabaya Post, Feb 1990

Setiap saat kita selalu dihadapkan pada pertanyaan klasik, namun bila kita bicarakan akan semakin asyik. Yakni, tentang manakah sastra kita? Sehingga jawabannya akan sangat perspektif sekali, tanpa ada suatu kepastian. Termasuk para ‘’dewa-dewa sastra’’ sekarang tak mampu memberikan jalan tengah. Mereka berpendapat sendiri dengan penuh kesubjektivitasan.

Spiritualitas Seks Manusia Jawa

Agunghima *
Suara Merdeka, 6 Agu 2012

Seks dan seksualitas tak bisa dimungkiri dalam pengertian sempit dan luas merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Karena merupakan naluri dasar manusia, tak mengherankan banyak upaya untuk mempelajari, menganalisis, menyusun buku panduan, atau mengungkap seksualitas lewat karya sastra sejak dulu.

Soekarno, Bahasa, dan Lidahnya

Djoko Pitono
http://www.jawapos.co.id/

Sebuah buku baru terbit belum lama ini, judulnya In Our Time: The Speeches That Shaped The Modern World. Buku karya Hywell Williams itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan Penerbit Esensi pada 2010: In Our Time: Pidato-Pidato yang Membentuk Dunia Modern.

Buku itu menampilkan 40 pidato terkenal dari para pemimpin terkemuka sejak 1945, termasuk diktator, tokoh demokrat, liberal, tokoh konservatif, nasionalis maupun internasional, tentara, pejuang perdamaian, negarawan, dan pengusaha. Tokoh-tokoh tersebut, antara lain, Charles de Gaulle, John. F. Kennedy, Fidel Castro, Nikita Khrushchev, Martin Luther King Jr, Nelson Mandela, Ronald Reagan, dan Barack Obama.

Mboyong Putri Kepayon

Sucipto Hadi Purnomo
Suara Merdeka, 3 Maret 2010

Bagi laki-laki, namanya payu rabi. Bagi perempuan, namanya payu laki. Pasangan laki-laki dan perempuan yang membina rumah tangga, salaki rabi sebutannya. Namun agak berbeda dari laki-laki, momen untuk bisa sampai payu bagi perempuan tak jarang menjadi titik krusial yang ”yen gampang luwih gampang, yen angel angel kalangkung”.

Nuansa Erotis Kebaya Jawa

M Nafiul Haris
Suara Merdeka, 8 Okt 2012

Kebaya merupakan bentukan busana atasan yang dikenakan bersama kain oleh perempuan Jawa. Pada akhir abad ke- 19, kebaya juga populer sebagai busana para perempuan Belanda. Karena itulah, sampai sekarang, orang Jawa memiliki penilaian khusus dan kuat terhadap kebaya.

KI Nartosabdho dalam salah satu tembang membangun jejak kebaya itu. Dalam tembang “Mustakaweni”, dia meriwayatkan seorang pria paruh baya kesengsem, terpesona, pada seorang perempuan Jawa ayu dan kenes yang berkebaya dan berselendang biru.

BELAJAR MENULIS DARI DINAR RAHAYU

Sutejo
Ponorogo Pos

Dinar Rahayu adalah sosok perempuan mutakhir yang beberapa tahun lalu dikukuhkan Nirwan Dewanto sebagai tokoh 2005 bersama Sitok. Dia adalah perempuan yang oleh MSNB.Com. dan situs Puisi.Net disinggung sebagai perempuan tradisonal berjilbab tetapi menguak seksualitas, dan karena itu, ia dikeluarkan dari sekolah di mana ia mengajar. Ia mengungkap aspek masokisme dan perilaku transeksual dalam bungkus mitologis Skandinavia. Menabrak tradisi?

Lukisan Andry Deblenk "Petruk Dadi Ketua Dewan"

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2012
Judul: Petruk Dadi Ketua Dewan
Ukuran: 90 x 70 cm
Media: Mix Media on Canvas
Harga: _

TRAGEDI KEMATIAN MBAH SANGGROK

Agus Sulton
http://sastra-indonesia.com/

Asal-usul nama tempat tidaklah terlepas dari sejarah atau tradisi lisan pendukung yang berkembang di masyarakat. Foklor ini adalah bagian dari kebudayaan masyarakat secara kolektif yang turun temurun dari penuturnya. Turunan cerita ini terkadang memiliki berbagai macam versi. Namun sebagai peneliti harus melakukan suntingan lebih lanjut berdasar cerita dan bukti pendukung untuk lebih mendekati cerita yang paling mendekati atau hampir mendekati dengan cerita sebenarnya.

Mengenang Almarhumah Lan Fang

Masuki M. Astro
http://antarajatim.com/ 6 Des 2011

"Drop". SMS dengan satu kata itu yang saya terima dari Lan Fang sekitar sebulan lalu.
Minggu, 25 Desember 2011 tahu-tahu terdengar kabar bahwa penulis novel dan cerita pendek itu telah pergi untuk selamanya saat dalam perawatan di Rumah Sakit Mounth Elizabeth, Singapura.

Dunia dan Strategi Baru Pesantren

Aguk Irawan M.N.
http://cetak.kompas.com/

Menjelang hajatan besar Nahdlatul Ulama, baik juga mendengar keluhan sejumlah selebriti. Mereka mengaku merasa resah dengan adanya beragam fatwa. Misalnya, fatwa soal hukum haramnya penggunaan jejaring sosial semacam Facebook dan Twitter, melakukan rebonding, foto pre-wedding dan beberapa hal lain yang berkaitan dengan ”gaya hidup modern”.

"Jangan panggil Septi monyet", inspirasi mondial dari Nusantara

Ade P. Marboen
http://www.antaranews.com/

Manusia perlu inspirasi dalam hidup. Mudah mendapatkan inspirasi itu, asal ada kepekaan hati dan kerendahan hati untuk memetik dari hal sekitar. Panca indera, hati, dan kalbu wahana andal mengantar ke sana.

Ada hal baik dari masyarakat Amerika Serikat, negara yang multi etnis dan (sebetulnya) berasal dari banyak bangsa-bangsa di dunia. Segala sesuatu bisa jadi inspirasi mereka, dan… pahlawan di hati. Indonesia juga bangsa besar yang penuh dengan sumber inspirasi.

SOSIOLOGI BUDAYA DAN TEORI EVOLUSI BUDAYA

(Sebuah Lirikan Historis dan Prediksi Evolusi Budaya)
Janual Aidi
http://sastra-indonesia.com/

Melacak sejarah sosiologi budaya secara kultural mendalam merupakan kajian yang tak mudah. Memerlukan waktu yang banyak untuk menggali referensi ataupun cerita-cerita tentang awal mula ‘budaya’ atau ‘manusia yang menjadi subjek budaya’ ketika mulai berbudaya. Karena memang, antara sejarah, budaya, antropologi, arkeologi dan sosiologi tidak dapat dipisahkan. Kelima unsur ini memiliki kohesi yang kuat. Begitu pula ketika membicarakan sejarah sosiologi budaya maka tidak dapat dilepaskan juga dengan ‘evolusi budaya’. Evolusi budaya inilah yang kemudian menciptakan ‘peradaban dan sejarah baru’. Terlepas dari kedangkalan referensi, maka penulis mencoba menampilkan ‘presentase’ semampunya.

Melawan Dehumanisasi Sastra Sutardjian

Hasnan Bachtiar *
http://sastra-indonesia.com/

“Kritik sastra…mencerminkan bukan saja kematangan estetik kita, tetapi juga kejelasan intelektual, kesungguhan moral yang sekaligus mentakrif kemanusiaan kita.” (Azhar Ibrahim Alwee)

SUATU artikulasi estetis yang dituangkan dalam karya sastra bukanlah kata-kata tanpa mutu, karena selalu memiliki kualitas-kualitas makna. Makna hidup, makna dunia, dan makna-makna yang terlahir dari nurani penciptanya. Namun yang jarang disadari adalah, sebagai goresan pena penyair, bahwa syair-syair (termasuk kritik sastra) merupakan ungkapan intelektual.

MANTAN TKW HONGKONG BAGI ILMU MENULIS CERPEN

Masuki M. Astro
http://www.antarajatim.com 17 Jan 2008

Dua mantan TKW atau buruh migran Indonesia (BMI) asal Jawa Timur yang pernah bekerja di Hongkong, Tania Roos dan Mei Suwartini berbagi ilmu cara menulis cerpen dengan ratusan guru, siswa SMA dan mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo, Rabu (16/1) malam.

Diskusi yang dipandu Ketua Jurusan Bahasa Indonesia STKIP Ponorogo, Drs Sutejo, MHum itu juga menghadirkan Eni Yuniar, seorang TKW Hongkong asal Ponorogo yang juga aktivis pembelaan buruh dan pernah tampil di forum PBB di New York penggerak sastra BMI, Bonari Nabonenar.

Rabu, 10 Oktober 2012

Upaya Menyiapkan Guru Sastra Berkualitas

Eko Israhayu
http://www.kompasiana.com/3eko-israhayu.

1. Pembelajaran Sastra, Memprihatinkan

Pembelajaran sastra di sekolah memprihatinkan! Adalah isu klasik yang tetap populer hingga kini. Isu tersebut jika diperbincangkan, seolah tidak pernah ada habisnya. Selalu muncul mata air masalah berkait dengan pembelajaran sastra di sekolah yang disinyalir tidak kunjung membaik. Taufiq Ismail bahkan sampai gregetan dengan kondisi pembelajaran sastra yang demikian ancur-ancuran. Sebab berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan berkait pembelajaran sastra dan mengarang pada siswa SMA di 13 negara tahun 1997, kondisi yang terjadi di Indonesia sungguh amat memprihatinkan.

Ujian Nasional sebagai Panggung Sandiwara

Asarpin
http://sastra-indonesia.com/

Kalau saja para guru kita tak lagi dilibatkan dalam merumuskan sistem pendidikan nasional, maka yang akan terjadi adalah sandiwara belaka. Yang paling tahu kondisi masing-masing siswa di sekolah adalah para guru. Tapi di Indonesia justru agak aneh. Menteri pendidikan sampai kepala dinas pendidikan merasa lebih tahu dan lebih pintar ketimbang para guru dan kepala sekolah. Mereka merumuskan sistem pendidikan dengan merasa paling tahu padahal hanya sok tahu.

BELAJAR MENULIS DARI KURNIA EFFENDI

Sutejo
Ponorogo Pos

Dalam laporan gagas utama Mata Baca, edisi September 2005 (hal. 10-11), diungkapkan beberapa pengalaman yang kemudian menjadi tips menarik seorang cerpenis muda Indonesia yang sangat handal. Ia adalah Kurnia Effendi, yang lahir di Tegal Jawa Tengah 20 Oktober 1960. Berikut merupakan tips menarik itu: (a) membuat 10 file sekaligus untuk 10 calon cerpennya, (b) terinspirasi indera visual kemudian menyusur ke audio, (c) kala mood hilang melakukan kegiatan rutin atau mengerjakan sesuatu yang kita suka, (d) disiplin dalam menulis merupakan keharusan tetapi ingat jangan melakukan diri kita seperti robot, dan (e) jika naskah ditolak kita perlu arif menerimanya, anggap cerpen itu tidak cocok untuk media yang bersangkutan.

STKIP PGRI Siapkan Sanggar Tari

http://www.lampungpost.com/ , 09 October 2012

Menumbuhkan jiwa yang lembut bagi para calon guru, STKIP PGRI Bandar Lampung menyiapkan sanggar tari dan sastra di kampus tersebut. Ketua STKIP PGRI Dailami Zain mengatakan sanggar tari dan sastra ini sengaja disiapkan sebagai wadah bagi mahasiswa yang tertarik dan berminat di bidang seni dan budaya.

Memanfaatkan Website untuk Kemajuan Dunia Sastra

Mahmud Jauhari Ali
http://www.radarbanjarmasin.co.id/

Kini internet telah digunakan dan dinikmati oleh orang di berbagai penjuru tanah air Indonesia untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Berbagai kepentingan tersebut dapat kita kelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni kepentingan untuk hal-hal positif dan kepentingan untuk hal-hal negatif. Kita sebaiknya menggunakan internet untuk hal-hal yang positif dan bukannya untuk hal-hal negatif.

Tahun Penyadaran Seni Budaya

Rizka Halida
Media Indonesia, 8 Jan 2008

PERNAH dengar ungkapan, ‘Kita tak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangan dia’? Itulah yang kini kita, orang Indonesia, alami dalam bidang seni budaya. Kekayaan seni budaya warisan nenek moyang yang selama ini kita anggap sebagai sebuah keniscayaan tiba-tiba terancam hilang. Sesuatu yang tadinya terlupakan, kini kembali muncul dalam ingatan dan coba dipertahankan.

Pengantar Memasuki Dunia Sastra

Denny Mizhar
http://sastra-indonesia.com/

“Sastra tidaklah lahir dari sebuah kekosongan. Ia mengada setelah melewati proses yang rumit yang berkaitan dengan persoalan sosio-budaya, politik, ekonomi, bahkan juga ideology dan agama” (Maman S. Mahayana).

Memasuki dunia sastra itu menurut saya memasuki dunia yang penuh dengan keindahan dan makna di dalamnya ada bahasa, simbol, ekpresi-ekpresi pengalaman juga pemikiran manusia terhadap obyek keindahannya. Lalu apa definisi sastra itu pada umumnya, mari kita coba telisik: Sastra (Sangsekerta: shastra) merupakan serapan dari bahasa sangsekerta: sastra, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman” dari kata dasar sas- yang berarti “intruksi” atau “ajaran”.

FRAGMEN BAWAH JEMBATAN

Bambang Kempling
http://sastra-indonesia.com/

Adalah setangkai bunga rumput berkelopak ungu dalam genggam perempuan di tengah siang. Sudah tidak begitu segar dan hampir layu, seperti kisah bunga-bunga terlalu tua untuk jadi mahkota. Mengapa? Apakah hari ini telah kehilangan fantasinya juga bagi wajah yang tersembunyi dari langit terbuka di balik payung pelangi?

AVONTUR; Kesan dalam Jejak Sang Petualang

Imamuddin SA
http://sastra-indonesia.com/

Experience is the best teacher; pengalaman adalah guru terbaik. Kata mutiara ini tampaknya akan menjembatani kita untuk masuk dalam sajak-sajak Ragil. Dalam hal ini, pengalaman mampu menjelma menjadi seorang pengajar bagi para siswa, menjadi dosen untuk mahasiswa, menjadi ustad bagi murid, menjadi kiyai untuk santri, dan menjadi mursyid bagi rohaniawan, atau apa sajalah yang sejenis.

Samin Surosentiko

Sabrank Suparno *
Sastra-indonesia.com

Sedetik kemudian petir menyambar berulang kali jati raksasa di kebun rumahnya. Lidah api menjulur bercecabang dari mendung pekat. Sesekali bunyi “dyarrr,” bebarengan pletikan api, selebihnya persis berondong mercon renteng, api yang menjilat-jilat, meledak-ledak. Sekitar lima menit serangan petir itu bagai gergaji mesin angkasa, meraung, menderu, mengiang, memekakkan telinga.

Selasa, 09 Oktober 2012

Kisah Peminggiran Masyarakat Desa

M. Harya Ramdhoni Julizarsyah *
Lampung Post, 6 Des 2009

“INDONESIA, di mana itu? Seperti sekelumit kisah di Sangir,” Gora mengerenyitkan dahi diikuti tawa Dagu. Mereka berdua tertawa bersama-sama. (Dyah Merta, 2007:189).

Peri Kecil di Sungai Nipah adalah sebuah kisah tentang orang-orang biasa dengan penghidupan yang sederhana. Namun, novel ini menjadi tidak biasa ketika penulisnya, Dyah Merta, sukses membangun alur yang menarik disertai perwatakan yang kuat dari setiap pelaku. Dyah Merta, penulis kelahiran Ponorogo, Jawa Timur, 21 Juli 1978. Ia sempat kuliah di FKIP Bahasa Indonesia Unila dan merupakan salah seorang dari 100 Tokoh Terkemuka Lampung versi Lampung Post.

Tersungging di Padang Ilalang

Nur Wachid *
__Tabloid Seputar Ponorogo

Mata nanar berpijak pada tumpuan batu senandung ilmu. Bermaslahat keangkuhan jiwa berkejora putih. Titik semu pada daun pintu mulai terdengar asing. Tak tersahut dengan kata majikan. Tampak kusut wajah tak berhias. Berkobar api semangat bermahligai optimistis. Dengan segala kemampuan dan tenaga, padi – padi kering yang setinggi gunung rinjani mulai tak tampak tinggi menjulang. Cucur deras keringat membasahi kain putih lusuh yang dikenakannya. Tak sanggup lagi rasanya, ditengadahkannya kendi air membasahi kering tenggorokan.

Mimpi-mimpi Syifa

Eko Hendri Saiful *
_Ponorogo Pos

Ketika senja mulai menampakkan wajah redupnya, diikuti dengan kepulangan matahari ketempat peraduannya, bulanpun datang memanjakan manusia dengan cahaya kelembutannya. Tidak seperti biasanya, hari ini selang waktu kehadiran bulan dan kepulangan matahari agak sedikit lama. Sebenarnya sudah sejak sore bulan sibuk berdandan, namun ia baru keluar setelah adzan maghrib.

Senin, 08 Oktober 2012

Reog Ponorogo Wakili Indonesia Di Asian Art Festival Singapore 2012

Bidan Romana Tari *
http://www.kompasiana.com/bidancare

Tanggal 20  Mei 2012. sepuluh  orang penari asal Indonesia diberangkatkan  ke Singapura dalam rangka mengikuti Asian Art Festifal yang akan berlangsung pada tanggal 21 sampai dengan tanggal 28 Mei 2012.

Malam sebelum keberangkatan mereka yakni pada 19 Mei 2012 bertempat di gedung kesenian Cak Durasim - Genteng Kali, Surabaya, sekitar pukul 22 : 00 WIB mereka melakukan Gladi resik sebagai persiapan keberangkatan mengikuti festifal. Para penari tersebut berasal dari gabungan para penari yang dibina oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa timur.

Lukisan Andry Deblenk

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2007
Judul: Suminten Wurung
Ukuran: 150 x 90 cm
Media: Oil on Canvas
Harga: Rp. 3.000.000,-
No Kontak: 085 259 741 751

Lukisan Andry Deblenk

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2006
Judul: Kentang
Ukuran: 70 x 90 cm
Media: Oil on Canvas
Harga:_

Lukisan Andry Deblenk

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2006
Judul: Pasar Danyang
Ukuran: 150 x 90 cm
Media: Oil on Canvas
Harga: Sudah Terkoleksi

Lukisan Andry Deblenk

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2008
Judul: Melestarikan Kesadaran
Ukuran: 60 x 80 cm
Media: Oil on Canvas
Harga: Sudah Terkoleksi

Puisi-Puisi Nidhom Fauzi

Serabut Mawar

seperti kauketahui
aku terlahir malam akhir
paksakan serdadu berdasi
meski rahim ibu getir

DUNIA MALKAN

Widhyanto Muttaqien

Jejak (sebelum) Malkan

Kebutuhan akan sebuah puisi mungkin terletak pada menemukan sesuatu yang tak terduga. Manusia yang selalu ingin memastikan sesuatu melepas dahaganya pada puisi yang datang dengan segenap perbedaan. Sejak penyair mulai 'disamakan', 'diidentifikasikan--identik dengan', maka dahaga tersebut tidak jadi pupus. Ketakterdugaan pada bait-bait puisi itulah yang menyebabkan puisi bertenaga, kekuatan metafora melahirkan tafsir yang berbeda di benak pembaca. Simak dua kalimat berikut ini.

Catatan Pembacaan Puisi dan Diskusi di Kafe Sastra Jakarta

Khudori Husnan *
http://jakartaesque.blogspot.com

Setelah suskes dengan  pembacaan puisi oleh 3 Penyair miring: Mohammad Faizi (Penulis Buku Puisi Permaisuri Malamku asal Sumenep), Malkan Junaidi (Penulis Buku Puisi Lidah Bulan asal Blitar), Sahlul Fuad (Penulis Buku Puisi Dusta asal Gresik)  pada 22/10/2011 silam Kafe Sastra Jakarta tadi malam (16 Desember 2011)  sukses menggelar hajatan "Penyair NUhammadiyah Beraksi."

KILAS BALIK SERAT KALATIDA KARYA RONGGOWARSITO

Imamuddin SA *
Sastra-indonesia.com

Sebenarnya perjalanan kehidupan dalam alam fisik ini bersifat stagnan. Mulai dulu sampai sekarang, bahkan nanti akan bersifat sama alurnya. Sama dalam tataran peristiwa problematikanya. Yang berbeda hanyalah fenomena tempat, fasilitas, pelaku orangnya, budaya, dan peradabannya. Ini terlihat sebagai suatu siklus rotasi yang pada saatnya nanti akan teruluang kembali. Seperti suatu nasib; kadang di atas, kadang di bawah. Suatu saat akan berjaya, di saat yang lain akan terjatuh juga.

Minggu, 07 Oktober 2012

TAK HANYA REOG, WISATA ALAM PONOROGO MENJANJIKAN

Surabaya Post,12/08/2012

Kabupaten Ponorogo yang selama ini hanya dikenal dengan kesenian Reognya, padahal memiliki daya tarik wisata yang cukup menawan untuk dikunjungi, baik berupa objek wisata alam maupun seni budaya. Meski masih belum maksimal dikembangkan, namun pariwisata Kabupaten Ponorogo sudah mampu menarik wisatawan baik lokal, nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Belajar Sastra Bisa Cegah Tawuran

Editor: Jafar M Sidik
Surabaya (Antara News)

Seorang praktisi pendidikan menyatakan pelajaran sastra intensif di sekolah dapat mencegah siswa berperilaku keras apalagi sampai tawuran dengan pelajar lain.

“Pemanfaatan sastra untuk menghaluskan jiwa itu memang membutuhkan intensitas yang tinggi serta proses yang panjang,” kata guru sastra satu SMA di Ponorogo, Sutejo, kepada ANTARA, Sabtu.

Lukisan Andry Deblenk

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2007
Judul: Benalu
Ukuran: _
Media: Oil on Canvas
Harga: _

GEJALA KEMUNCULAN SAJAK BERALIRAN DEKORATIF

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=291

Seorang penyair diharuskan mencari nilai-nilai hayatnya sendiri, meski tengah belajar pun sudah pelajari keilmuan dari berbagai sumber hikmah lain.

Di kedalaman dirinya, pantas menggali yang dirasakan gejolak sehari-hari, atas pantulan hidup bermasyarakat, serta jalannya sejarah yang menggumuli.

Selasa, 02 Oktober 2012

Lukisan Andry Deblenk

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2012
Judul: Pahlawan Nasiona
Ukuran: 60 x 80 cm
Media: Mix Media on Canvas
Harga: _

Lukisan Andry Deblenk

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2012
Judul: Tentang Perempuan
Ukuran: 80 x 90 cm
Media: Mix Media on Canvas
Harga: _

ZIARAH ”PAYAK SIMBAR” DALAM CERITA RAKYAT

Agus Sulton
Sastra-indonesia.com

Dusun Payak Santren adalah bagian dari desa Rejoagung kecamatan Ngoro kabupaten Jombang. Payak Santren merupakan dusun perbatasan antara wilayah kabupaten Jombang dengan kabupaten Kediri. Tetapi dalam sejarahnya dusun Payak Santren dulu masuk kabupaten Kediri. Setelah Jombang dibentuk sebagai kabupaten 20 Maret 1881, baru setelah tahun berikutnya sekitar tahun 1900, dusun Payak Santren ditetapkan masuk dalam wilayah kabupaten Jombang. Saat ini, hampir 90% penduduknya hidup menekuni bercocok tanam padi secara tradisional.

Besut Seikat Kembang Nusantara

Sabrank Suparno *
Sastra-indonesia.com

Besut dan folklor di belantara nusantara adalah seikat kembang bertangkai dua: satu berwajah polos nan lugu berperingai bocah ingusan sebuah desa terpelosok, yakni kampung Jombang, dua sebagai kawan sepermainan dengan anak-cucu folklor senusantara lainnya. Keduanya berbeda julukan dan tanah kelahiran, namun berperilaku sepadan, yakni khusuk bersila merenungi jati diri, dari rahim siapa ia lahir di muka bumi? Kemudian kedewasaan menghantarkan dirinya meniti asa cinta yang ternodai.

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar