Minggu, 30 September 2012

Inspirasi Pelukis

Dr. Agus Priyatno, M.Sn.
http://www.analisadaily.com/

Inspirasi pelukis bisa datang dari mana saja. Inspirasi bisa datang dari realitas, mitos, religi, hingga absurditas kehidupan. Inspirasi juga bisa datang dari imajinasi atau fantasi pelukisnya sendiri. Pelukis bisa berimajinasi atau berfantasi tentang segala hal tanpa batas. Dunia pelukis adalah dunia kreativitas. Pelukis tidak hanya berkreasi dengan segala sesuatu yang sudah ada di alam semesta ini, pelukis menambahkan segala yang belum ada dengan imajinasi dan fantasinya. Lukisan adalah ungkapan kreativitas manusia.

Semsar Siahaan

Asarpin *
Sastra-indonesia.com

Barangkali hanya Semsar Siahaan (1952-2005) perupa yang dengan setia melukis realitas kehidupan yang carut-marut masa kini. Sebagai pelukis dan pematung ia sering menampilkan lukisan-lukisan yang dramatik tentang wajah-wajah kaum miskin dan buruh di belahan Dunia Ketiga. Meski berkali-kali ia melukis dalam keadaan bahaya, namun satu persatu lukisannya hadir menyapa kita. Puluhan karya lukisnya pernah dipamerkan di Galeri Nasional Agustus 2004 dengan respon publik yang cukup menggembirakan.

Lagu Puisi, Kesetiaan Untung Basuki

Lukas Adi Prasetyo
Kompas,7 Mei 2008

RUANG tamunya agak sempit. Tiga gitar bolong tergeletak, beberapa lukisan berbingkai kayu berikut perlengkapannya, hingga kasur di atas ubin memenuhi ruangan itu. Untung Basuki, si empunya rumah, menyambut kami dengan senyum lebar.

Monggo, silakan duduk,” ucapnya. Dua busa kursi tipis lalu ditariknya mendekat ke meja kayu lesehan. Belum lima menit obrolan mengalir, tangannya sudah menyambar gitar.

BERGURU MENULIS PADA ANJAR

Sutejo
Ponorogo Pos

Ada seorang perempuan yang memiliki obsesi menulis sejak usia 4 SD, dan pernah distrap gara-gara membaca majalah Kartini. Lahir dari keluarga guru yang sudah membiasakan membaca dan menulis sejak TK. Dan pada usia SMP, sebuah pertemuan yang mengasyikkan dengan penulis nasional, Hilman Hariwijaya, yang sedang promo tour buku serial Lupus ke berbagai sekolah. Hasilnya, pertemuan itu semakin membuat dirinya keranjingan menulis, yang akhirnya kini sudah banyak buku yang dihasilkannya. Perempuan kelahiran 1 Februari 1973 ini pekerjaan sehari-harinya adalah menjadi pendamping mahasiswa di Gereja Mahasiswa (GEMA) Katholik Bandung.

Perjalanan Seni Rupa Ponorogo 2009-2011

Andry Deblenk
_Ponorogo Pos

Bila kita kaji tetek bengek tentang kesenirupaan Ponorogo, tentunya kita tak dapat menghindar dari nama Sanggar Shor Zambou. Sanggar tersebut merupakan sebuah sanggar seni rupa, berdomisili di Ponorogo, yang memang mengkhususkan gerakan (awalnya) pada disiplin seni lukis. Semenjak berdiri (sekitar 30 tahun silam) komunitas yang berdiri dengan niatan berkesenian murni ini nampak survive. Sebuah ukuran yang “ora dlomok” bagi paguyuban seni rupa yang mendiami sebuah kawasan “terpinggirkan” dari ranah seni rupa nasional.

Hardiman Wisesa: Sang Pelukis Naturalis

Dr. Agus Priyatno, M.Sn.
Harian Analisa,  20 Mei 2012

Pelukis Hardiman Wisesa termasuk satu dari sejumlah pelukis otodidak Medan yang memiliki kemampuan melukis berkualitas tinggi. Wisesa tergolong pelukis yang sangat kreatif dan produktif dalam berkarya. Lukisan-lukisannya menarik para kolektor lukisan dari dalam dan luar negeri, beberapa di antara mereka sudah mengoleksi karyanya.

Tentang Seniman Kaya

Mathori A Elwa *
http://teraspolitik.com/

Pada tulisan saya sebelumnya, “Tentang Seniman Miskin”, Kamis (8/3/2012), saya menjelaskan duduk perkara hubungan antara seniman dengan kekayaan (material) atau sebutlah itu penghasilan uang.

Ada yang sepakat, ada yang tidak. Hal itu sudah saya sadari dan saya pahami sebelumnya. Bagi saya yang terpenting adalah menyampaikan pendapat itu secara obyektif. Adapun jika ada yang tersinggung, saya sekali lagi, maaf lahir-batin.

Senirupa dan Sastra

Idris Pasaribu
http://www.analisadaily.com/

TAK SELAMANYA cabang seni berdiri sendiri dalam berbagai kegiatannya. Salah satu di antaranya, senirupa dan sastra sudah sejak tahun 2011 ini, selalu berkegiatan bersama antara Komunitas Sastra Indonesia (KSI) dengan Medan Seni Gallery Payung Teduh. Bukan itu saja, di Payung teduh Jalan Sei Bingei No. 1, sering pula dilakukan diskusi tentang berbagai cabang seni.

BELAJAR MEMBACA DARI NATASYA

Sutejo
Ponorogo Pos

Masih ingatkah Anda dengan Natasya Nikita? Mantan penyanyi cilik yang terkenal dengan lagu Di Doa Ibuku Namaku Disebut? Pada ulang tahunnya yang ketujuh belas (sweet seventeent) dia mendapat kado dari sebuah penerbit berjudul Nikita, My All. Apa yang menarik dari pribadi Nikita? Ada beberapa catatan kecil yang menarik untuk diperhatikan: (a) Nikita ternyata banyak meluangkan waktu untuk membaca bahkan pada saat menunggu manggung sekalipun, (b) koleksi bukunya mencapai 4.000 buah (2005) (baca: Matabaca, September 2005:50); (c) betapapun sederhananya sebuah buku ternyata ada manfaatnya, (d) kamarnya penuh dengan buku, dan (e) ketika keluar kota dia rindu akan kamarnya.

Melirik Lukisan Andis Rivai Pasaribu: Simbol-simbol Batak dalam Lukisan

Ris Pasha
Harian Analisa, 15 Jul 2012

Seni menjadi simbolisasi dari gagasan yang timbul dari hidup perasaan, pemikiran dan permasalahan baik dari pengalaman dan pandangan seniman yang diungkapkan dengan mentrasformasikan ke dalam nilai estetik. Dalam hal ini, pelukis berupaya menyampaikan gagasan, menerjemahkan simbol (artefak) tradisi Batak Toba dalam kehidupan baru Batak Toba yang menjadi satu kesatuan menyangkut permasalahan terjadi dalam lingkungan tradisi masyarakat dan mengartikan makna simbol-simbol tradisi sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat modern.

Budi Siagian: Menjadi Pelukis karena Panggilan Hati

 Dr. Agus Priyatno, M.Sn.
 Harian Analisa, 13 Mei 2012

Pekerjaan atau profesi yang dijalani atas dasar kecintaan pada pekerjaan itu, menjadikan seseorang merasa senang menjalaninya. Demikian juga dengan Budi Siagian yang memilih jadi pelukis, karena dorongan hati. Karena kecintaan pada bidang ini, dia merasa senang menjalani profesi sebagai pelukis. Dia aktif berkarya di studionya di Jalan Balai Desa Gang Wakaf No.65 A Sunggal, Medan.

Keindonesiaan dalam Diri Affandi

Warih Wisatsana *
Kompas, 19 Okt 2008

SUDAH pasti, ditimbang dari sudut bobot, buku tentang Affandi kali ini tak tergolong ringan. Bayangkan saja, berat ketiga jilid dari seri bertajuk singkat Affandi ini adalah tak kurang dari 9 kilogram.

Namun, syukurlah, buku ini tak hanya berat secara fisik, isinya pun terbilang fenomenal. Tak hanya memuat ratusan gambar orisinal dari karya Affandi, melainkan juga menghadirkan sejumlah telaah dari pakar seni, baik dalam maupun luar negeri, di bawah koordinasi Eddy Soetriyono, pengamat dan kurator seni rupa yang tak kenal payah ini. Mereka adalah Astri Wright, Bambang Bujono, Helena Spanjaard, Jean Couteau, Jim Supangkat, serta tak ketinggalan Eddy Soetriyono sendiri.

Memaknai Dua Pameran (Besar)

Dantje S Moeis
Riau Pos, 8 Juli 2012

PERJALANAN dalam kehidupan ini adalah peristiwa, yang tentu pasti pada rangkaian-rangkaian peristiwa itu, ada sesuatu yang boleh dipetik, boleh diambil manfaatnya, lalu kemudian hasil dari petikan itu boleh dimanfaatkan buat kehidupan, boleh ditimbang-timbang, dinilai baik buruknya, boleh buat diri sendiri, ataupun boleh berbagi dengan pihak-pihak lain.

BELAJAR MENULIS DARI ENI KUSUMA

Sutejo
Ponorogo Pos

Dalam pengantar bukunya, Anda Luar Biasa! (2007), Eni Kusuma mengungkapkan begini, ”… Jika saya tidak suka belajar, tidak peduli akan talenta diri, tidak menyukai harapan, cita-cita dan semangat, mungkin Anda tidak menemukan saya dalam buku ini.” (hal. Xviii). Ungkapan ini, mengingatkan betapa pentingnya etos, cita, dan kesadaran akan talenda dalam kepenulisan.

Sheila Mahal Siregar: Pelukis Bersuara "Agnes Monica"

Dedi Gunawan Hutajulu
Harian Analisa, 23 Jun 2012

Duduk sambil melukis di atas kanvas dengan kuas dan cat biasa dilakoni pelukis. Tapi, Bagaimana kalau melukis sambil bernyanyi dengan suara merdu, tanpa mengurangi cita rasa lukisan? Tidakkah itu sesuatu yang luar biasa? Dan itulah yang ditampilkan Sheila Mahal Siregar dalam demo lukis-nyanyi saat Pagelaran Lukisan Tunggal Pelukis Remaja di gedung Simpasri Jalan Soeprapto No 1-A Medan, Kamis (21/6).

Lukisan Religius Tidak Hanya Kaligrafi

Dr. Agus Priyatno, M.Sn.
Harian Analisa, 12 Agt 2012

Kaligrafi merupakan senilukis religius paling dikenal dalam kebudayaan Islam. Umumnya kaligrafi Islam melukiskan teks-teks kitab suci Quran. Jika ditelusuri lebih jauh, sebenarnya lukisan religius tidak hanya kaligrafi, ada corak representasional. Lukisan jenis ini merepresentasikan wujud mahluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan.

Pelukis Maksimalis

Heru Maryono
Harian Analisa, 29 Jul 2012

Memasuki abad XX, ditandai dengan lahirnya lukisan Kubisme. Keberadaannya telah membelokkan arah perkembangan senilukis menuju corak yang berseberangan dibanding abad sebelumnya. Abad XIX menampilkan lukisan representatif, sedangkan abad XX cenderung abstrak.

Positioning Pasar Seni Lukis Indonesia

Djuli Djatiprambudi
http://www.jawapos.com/

Setiap karya seni punya pasar sendiri. Seperti yang terjadi di Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) di kompleks Balai Pemuda Surabaya, 1 – 11 Mei 2009. Ratusan pelukis dari berbagai kota menggelar karyanya di dalam 160 tempat yang disediakan panitia. Di hari kedua sudah disiarkan sekitar 200 karya terjual. Ratusan orang memadati arena pasar untuk menyaksikan ratusan lukisan dengan berbagai macam corak.

MENULIS JADI BERKAH BELAJAR DARI KEPENULISAN PIPIET SENJA

Sutejo
Ponorogo Pos

Pipiet Senja adalah nama samaran dari Etty Hadiwati Arief, yang lahir di Sumedang, 16 Mei 1956. “Bagiku, menulis sungguh membawa nikmat dan berkah.” Begitulah ungkapnya di akhir pengakuan proses kreatifnya di majalah Mata Baca, edisi Juni 2007, hal. 29. “Bersama buku aku bisa keliling tanah air, bahkan beberapa Negara pernah kusinggahi: Singapura, Malasyia, Mesir, dan Saudi Arabia. Melalui pena, aku dapat mengukir kata-kata indah dan bermakna, memberi pembelajaran kepada pembaca, sekaligus menghibur atau menemani mereka yang kebetulan senasib denganku. Nah, menulis ayooooo!”

7 lukisan koleksi Hitler ditemukan, 9 masih misterius

Jakarta (Antara News)

Sebanyak tujuh lukisan yang pernah dimiliki Adolf Hitler, ditemukan oleh seorang sejarawan asal Ceko, Jiri Kuchar, di sebuah biara di Doskany, sebelah utara Praha, Ceko.

Lukisan-lukisan tersebut ditemukan di dalam tanah di area biara. Setelah digali, lukisan-lukisan tersebut disimpan di tempat penyimpanan di biara, sebagaimana yang diberitakan The Telegraph.

Pelukis Sejati

Dr. Agus Priyatno, M.Sn.
Harian Analisa, 24 Sep 2011

Pelukis sejati bekerja atas dasar kecintaannya pada bidang lukisan. Kreativitas dan produktivitas berkarya didorong oleh rasa senang menciptakan lukisan. Ada kepuasan tersendiri dalam diri seorang pelukis sejati ketika berhasil menciptakan sebuah karya seni. Pelukis sejati merasakan kenikmatan dalam berkarya, tidak ada perasaan terbebani ketika melukis.

Lukisan Sejarah dan Sejarah Lukisan

Heru Maryono
Harian Analisa, 15 Apr 2012

Artikel ini, sengaja saya tuliskan sebagai tanggapan atas artikel: "Ketika Pelukis Minta Lukisan Pemandangan Alam, Dilarang" yang tulis oleh YS. Rat.

"Lukisan Sejarah" (History Painting) artinya lukisan ’naturalistik’ yang menghadirkan peristiwa sejarah serta kisah-kisah yang terkandung dalam (kitab) ajaran agama maupun mitologi. Sebagai contoh "Samson dan Delilah". Dua pelukis jaman Barok-Rokoko, Peter Paul Rubens dan François Boucher telah melukiskannya. Sebelumnya, pada zaman Renaissance Awal, Andrea Mantegna juga melukiskan.

Ketika Pelukis Minta Lukisan Pemandangan Alam, Dilarang

YS Rat
Harian Analisa,  25 Mar 2012

APA yang salah pada lukisan pemandangan alam, sehingga dia diminta -bahkan datangnya dari kalangan pelukis- dilarang? Masa iya, ada pelukis minta hal demikian? Judul tulisan ini, sangat mungkin menyulut sedikitnya dua pertanyaan itu atau semacamnya.

Sabtu, 29 September 2012

Seni Ambeng Ponorogo (behind scene)

Sebuah kesenian asli Ponorogo yang diciptakan oleh Z. Mustopa, Sugeng Ariyadi, dan Andry Deblenk. Seni ini membawakan unsur kesenian reyog serta musik hadrah yang cenderung Islami.

Umbul Dongo Gulo Klopo

Ritual Budaya 'Umbul Dongo Gulo Klopo' dalam pertunjukkan 'Purnama Seruling Penataran' (19/03). Mbah Prapto turut mengajak muridnya, keduanya warga negara asing yang tengah menimba keilmuan seni dan budaya Indonesia, yang melibatkan tiga komunitas; Seni Ambeng Ponorogo, Art Sabukjanur, Padepokan Lemah Putih Surakarta.

Lukisan Andry Deblenk

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2011
Judul: Kalimat Tubuh
Ukuran: 120x130 cm
Media: Oil on Canvas
Harga: _

Spirit of Body 3


Pelukis: Sugeng Ariyadi
Tahun: 2012
Judul: Spirit of Body 3
Ukuran: _
Media: Acrylic on Canvas
Harga: _

Spirit of Body 2

Pelukis: Sugeng Ariyadi
Tahun: 2012
Judul: Spirit of Body 2
Ukuran: 95 x 150 cm
Media: Acrylic on Canvas
Harga: _

Spirit of Body 1

Pelukis: Sugeng Ariyadi
Tahun: 2012
Judul: Spirit of Body 1
Ukuran: _
Media: Acrylic on Canvas
Harga: _

Spirit of Body Sugeng Ariyadi

Sugeng Ariyadi

Spirit of body 1

Pergerakan tubuh menyimbolkan secara nyata tentang hidup. Ada kehidupan ada pergerakan. Aktifitas kehidupan manusia memiliki pola pergerakan yang beraneka ragamnya, mulai dari bangun tidur beraktifitas sampai pada tidur kembali. Manusia hidup tidak akan bisa atau tidak akan pernah mampu bertahan hanya dengan satu pola gerakan saja.

BELAJAR MEMBACA DARI TITIK QADARSIH

Sutejo
_Ponorogo Pos

Anda kenal dengan Titik Qadarsih? Titik yang satu ini adalah “titik” cahaya bagi kita yang dapat kita jadikan pemantul kritik kehidupan kita. Bagaimana tidak? Artis yang hanya sering kita lihat sebagai artis di media televisi itu ternyata memiliki tradisi membaca yang luar biasa. Uniknya lagi, ternyata penyanyi ini tidak membatasi diri terhadap apa yang dia baca.

Pendidikan; Prospek Pembentuk Karakter Budaya *

Nurel Javissyarqi **
Sastra-indonesia.com

Bismillahirrohmanirrohim, saya awali makalah ini. Sebelumnya maaf pengantarnya panjang, lantaran saya perlu sesuaikan tema yang sudah tertandai. Anggaplah sebab musababnya materi kan tersampaikan atau asbabul wurud, demi dapati pijakan realitas kata-kata nan terwedar. Kebetulan saya tengah hijrah di bumi Reog, memang tak jauh dari tanah kelahiran Lamongan yang kini terpijak, ibu pertiwi jiwa-raga ini. Tetapi bagaimana pun suasana hijrah taklah menyenangkan, ada rindu mungkin sedalam kerinduan para muhajir ke tanah suci, seperti mendamba surga di bawah telapak kaki ibu.

Pesantren dan Pendidikan Moral Bangsa

Imam Nur Suharno, SPd, MPdI
_Harian umum Pelita

ADA beberapa indikator yang digunakan untuk melihat kualitas moral kehidupan suatu bangsa. Menurut Thomas Lickona (1992) terdapat sepuluh tanda dari perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa.

Pertama, meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. Kedua, ketidakjujuran yang membudaya. Ketiga, semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan figur pemimpin. Keempat, pengaruh per group terhadap tindakan kekerasan. Kelima, meningkatnya kecurigaan dan kebencian.

Perkembangan Media Tulis Masyarakat Aksara

Agus Sulton
Sastra-indonesia.com

Sejarah masa lampau bisa dilihat dunia masa kini tidak lepas dari bukti peninggalan tradisi yang diwariskannya, baik dalam bentuk manuskrip (naskah), patung, candi, pernik-pernik benda kuno, puing reruntuhan bangunan, dan sebagainya. Itu semua sebagai hasil budaya manusia yang pernah dicipta dalam sejarah turun-temurun nenek moyang kita. Intelektual daya nalar manusia terus mengalami perkembangan seiring penemuan pendahulu yang terus dikembangkan berdasarkan uji coba disertai lingkungan yang mendukung atas proses pembentukannya.

Padamu Negeri

Eko Hendri Saiful *
_Ponorogo Post

Sejarah telah mencatat sebuah paham yang lahir dari keterbelakangan nurani zaman kolonialisme. Paham itulah yang membentuk paradigma masyarakat sebagai solusi atas penjajahan yang mengendap selama tiga ratus lima puluh tahun. Pada akhirnya mereka yang berjasa, setia dan berani, gugur oleh kekuatan paham itu.

Peran Penting Data dalam Karya Sastra Jawa Kuna dalam Kajian Arkeologi Hindu-Buddha : Candi Pendharmaan (abad ke-13–15M)

Dr. Agus Aris Munandar
http://www.fib.ui.ac.id/

Ketika para arkeolog Belanda mulai melakukan penelitian di wilayah Indonesia di awal abad ke-20, pada waktu itu kajian terhadap sumber tertulis yang berupa karya sastra dan prasasti pun masih dalam tahap awal kegiatannya. Hal yang menarik adalah bahwa perhatian terhadap peninggalan kuna yang bersifat artefaktual agaknya lebih dahulu diberikan oleh para cendekiawan Belanda daripada perhatian mereka terhadap sumber-sumber tertulis.

Perang Puisi dan Pesta Ulang Tahun Pelangi Sastra Malang ke 2

Denny Mizhar *
Sastra-indonesia.com

Jejaring sosial tanpa batas memberikan jalan penulis-penulis mampu melompat jauh dari poisisi teretorialnya. Dengan begitu muncul pula komunitas-komunitas yang menamakan dirinya komunitas sastra ataupun individu-individu yang menyatakan dirinya penulis atau sastrawan. Hal tersebut juga mempengaruhi dinamika sastra di Malang sehingga dialektika sastra di Malang kian hari kian dinamis yang sempat mengalami keheningan di riuhnya kesusastraan Jawa Timur, Indonesia ataupun Internasional. Dunia cyber memberi andil besar atas kembali riuhnya sastra di Malang. Dan keheningan itu mulai pecah, pesta kesusastraan digelar dan dirayakan lewat jejaring sosial.

Tradisi Sastra Jawa Timur

Tjahjono Widarmanto
_Majalah Bende No: 87 Jan 2011

Sastra bisa dibayangkan sebagai sebuah organisme yang lahir, tumbuh, berkembang, mencapai puncak pertumbuhan hingga (bisa) mencapai kepunahan. Oleh karena itu, mustahil sebuah tradisi sastra tiba-tiba muncul begitu saja sebagai causa prima, namun sastra tumbuh dan dimulai dari sebuah tradisi yang sudah ada dan terbentuk bertahun-tahun lamanya. Teeuw pernah berucap bahwa sastra tidak lahir dari kekosongan. Pendapat tersebut mengacu pada kaitan antara sastra dengan realitas dan fakta kemanusiaan. Namun, pernyataan Teeuw tersebut bisa ditafsirkan dalam konteks lain yaitu dalam konteks pertumbuhan karya sastra. Bisa ditafsirkan bahwa sebuah tradisi penciptaan sastra lahir dari tradisi penciptaan sastra sebelumnya.

Jumat, 28 September 2012

Lukisan Andry Deblenk

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2012
Judul: Reyog Legend 2
Ukuran: 120 x 90 cm
Media: Mix Media on Canvas
Harga: Rp. 5.000.000,-
No Kontak: 085 259 741 751

Lukisan Andry Deblenk

Pelukis: Andry Deblenk
Tahun: 2012
Judul: Reyog Legend1
Ukuran: 120 x 90 cm 
Media: Mix Media on Canvas
Harga: Rp. 5.000.000,-
No Kontak:  085 259 741 751

Kamis, 27 September 2012

Reog Ponorogo Mencuri Perhatian di Jerman

Jodhi Yudono
Kompas, 16 Feb 2010

Penampilan Reog Ponorogo berhasil menarik perhatian penonton yang memenuhi sepanjang jalan di udara musim dingin dalam acara Braunschweiger Karneval di Kota Braunschweigh, Jerman, Minggu.

Indonesia berhasil meraih juara pertama dalam Braunschweiger Karneval di Kota Braunschweigh, ujar Konsul Pensosbud KJRI Hamburg Yayat Sugiatna kepada koresponden ANTARA London, Senin.

MANUSIA KELELAWAR RESEP KEPENULISAN YATI SETIAWAN

Sutejo
_Ponorogo Pos

Masih ada yang tersisa di balik pelepasan Budi Darma sebagai guru besar Unesa tanggal 8 Desember 2007 lalu. Di balik cerita para penulis macam Lang Fang, Yati Setiawan, Mashuri, Audex, Kurnia Fabiola, dan Budi Darma sendiri. Yati Setiawan, seorang ibu rumah tangga yang berkarya banyak bercerita tentang pengalaman kepenulisannya. Sebuah perjalanan yang menarik untuk dipelajari. Yati Setiawan sendiri adalah isteri dosen Unesa yang juga menulis: Wawan Setiawan.

Dari Kendi Hingga Reog Ponorogo

Ninuk Mardiana Pambudy
Kompas, 27 Okt 2008

Indonesia ternyata merupakan gudang inspirasi luar biasa, meskipun bagaimana mewujudkannya merupakan proses yang harus dikerjakan hati-hati supaya tidak terpeleset menjadi klise.

Dalam Bazaar Fashion Concerto 2008 bertema Tanah Air yang disponsori BRI Platinum di Balai Sidang Jakarta, Kamis (23/10), kekayaan Indonesia itu diwujudkan dengan cara yang beragam.

Ketika Seputar Ponorogo Menulis Puisi

Eko Hendri Saiful *
Tabloid Seputar Ponorogo, edisi II 10-16 Jan 2012

Sejauh mana sosok yang bernama media mampu mengada dalam sejarah? Jawabannya mungkin tergantung seberapa ia mampu menulis sebuah puisi humanis. Puisi tidak hanya kumpulan kata yang dirangkai dengan nalar estetika, melainkan wujud konkret dari kesadaran manusia akan pentingnya berefleksi dan berempati. Memahami ungkapan Martin Heidger (1947) ,puisi merupakan sarana terbaik bagi manusia untuk mengada karena memiliki karakter yang paling mampu menghadirkan makna dunia serta meneguhkan kesadaran.

Melacak Tilas Santri Majapahit

Fahrudin Nasrulloh
Suara Merdeka, 5 Agu 2007

Pada 27 April 2006 saya bertemu dengan seorang penelusur silsilah Kiai Hasan Besari, Tegalsari, Ponorogo; Pak Haris Daryono namanya (ia sendiri berdomisili di Tulungagung). Perjumpaan itu terjadi di rumah seorang sahabat di komplek perumahan Minomartani di Sleman, Yogyakarta. Sungguh pertemuan yang tak disangka-sangka. Sebab saya sendiri sedang mencari informasi tentang pesantren tertua di Jawa. Memang, menurut Martin van Bruinessen, Pesantren Tegalsarilah yang merupakan pesantren pertama di Jawa pada abad 18. Sebab pada abad 17, bahkan 16, tidak ditemukan data otentik yang menunjukkan adanya pondok pesantren. Sekali lagi kabar ini menurut Tuan Martin.

R. Ng. Ronggowarsito

Mujtahidin Billah
http://id-id.facebook.com/people/Mujtahidin-Billah/1405907116

Kolotindo
Salah satu cuplikan karya sastra tembang “Sinom” dalam “Serat Kalatido” bab.8, seperti di bawah ini :

Amenangi jaman edan ewuh aya ing pambudi
melu edan ora tahan
yen tan melu anglakoni boya kaduman melik
kaliren wekasanipun
Dillalah karsaning Allah
Sakbeja-bejane wong kang lali
luwih beja kang eling lan waspada..

Sang Waskito R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873)

Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/

R. Ng. Ronggowarsito (15 Mar 1802 – 24 Des 1873), Bagus Burham nama kecilnya. Sang pemilik jiwa waskito;

nasibnya menyerupai batuan kali dijadikan jalan, bebatuan krucuk yang dipukuli, sebelum dibangun tempat berteduh.

TAMSIL ETOS MENULIS NANING PRANOTO

Sutejo
Ponorogo Pos

Seorang aktivis kepenulisan yang begitu populer, Naning Pranoto dalam bukunya, From Diary to be Story (Penebarplus, 2006), ada mutiara yang menarik untuk dikuak: etos (kerja keras). Bukankah kerja keras dalam bidang apa pun adalah kunci utamanya? Jika kita ingin sukses menulis, maka etos kerja ini menjadi samurai penting dalam memasuki dunia persilatan kepenulisan.

Hak Kekayaan Intelektual: Terima Kasih Reog Ponorogo…

Gesit Ariyanto
Kompas, 14 Des 2007

EKSPRESI kemarahan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya reda pascapromosi wisata Malaysia yang menghebohkan karena mengklaim lagu Rasa Sayange dan reog Ponorogo sebagai khazanah budayanya. Entah apa ekspresi berikutnya bila produk budaya tradisional angklung dan batik benar-benar mereka “eksploitir”. Hah…!? Sabar dulu.

Barongsai, Barong, Reog, Dst

Viddy AD Daery *
Seputar Indonesia, 9 Des 2007

PROTES sekelompok masyarakat Indonesia yang reaktif terhadap dugaan ”Reog dipulung Malaysia” berakhir antiklimaks dan memalukan karena Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta yang mewakili pemerintah negeri jiran itu menjawab bahwa tidak benar Malaysia mengambil alih Reog Ponorogo menjadi milik asli mereka.

Potret Ponorogo dalam Tembang Tolak Bala

A. Zakky Zulhazmi
Ponorogo Pos, 24 Juli 2011

Pada awal Mei 2011 Han Gagas meluncurkan sebuah novel bertajuk Tembang Tolak Bala (LKiS, Jogja). Sebuah novel yang menceritakan secara lugas dan cerdas tentang Ponorogo. Kehadiran novel ini merupakan sebuah angin sejuk di tengah musim kamarau. Mengatakan perkembangan novel Indonesia akhir-akhir ini sebagai sebuah musim kemarau rasanya tidak berlebihan. Pasalnya sudah beberapa tahun ini kita senantiasa disuguhi novel dengan tema-tema yang itu-itu saja. Bahkan Han Gagas menulis di awal Pengantar Penulis, sebagai berikut: saya menulis pengantar ini ketika dunia kita sedang mengalami yang namanya mabuk novel ‘Ingin Maju Harus ke Luar Negeri”.

Membaca Novel TEMBANG TOLAK BALA(k)

Judul Novel Budaya: Tembang Tolak Bala
Penulis: Hans Gagas)
Peresensi: Arim Kamandaka *)
http://ponorogozone.com/

Sebuah novel kesejarahan, novel ini yang menceritakan secara lugas dan cerdas tentang Ponorogo. Meski jika orang-orang tua membaca novel ini lantas bertanya-tanya. Karena beberapa unggahan sejarah tidaklah benar dan tidak seperti apa yang didengar.

Membaca Tembang Tolak Bala (Beberapa Catatan Sekilas)

Raudal Tanjung Banua
http://sastra-indonesia.com/

Membaca novel Hans Gagas, Tembang Tolak Bala (LKiS Yogyakarta, Mei 2011) kita mendapatkan gambaran yang kaya tentang reog Ponorogo, tidak sekedar penampilannya yang atraktif dan indah, melainkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan di “belakang panggung”—dan ini jauh lebih menantang.

RONGOWARSITO: Dari Santri Bengal Jadi Pujangga Agung

Mulyadi SA
majalah Misteri, edisi 20 Sep-04 Nov 2008

Nama Raden Ngabehi Ronggowarsito memang sudah tidak asing lagi. Dia adalah seorang pujangga keraton Solo yang hidup pada 1802-1873. Tepatnya lahir hari Senin Legi 15 Maret 1802, dan wafat 15 Desember 1873, pada hari Rabu Pon. Pujangga yang dibesarkan di lingkungan kraton Surakarta ini namanya terkenal karena dialah yang menggubah Jangka Jayabaya yang tersohor hingga ke mancanegara itu. Hingga sekarang kitab ramalan ini masih menimbulkan kontroversi.

Pesan Chairil untuk Lelaki Patah Hati

Eko Hendri Saiful *
http://sastra-indonesia.com/

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
(Senja Di Pelabuhan Kecil, Chairil Anwar)

PONOROGO SEBAGAI REPRESENTASI SENI DAN BUDAYA

Andry Deblenk
_Ponorogo Pos

Apabila berbicara tentang Ponorogo, kita tidak dapat melepaskan diri dari nilai-nilai budaya. Seperti kita ketahui bersama, ada dua hal yang dapat kita tengarai. Pertama, adalah substansi dari kesenian reyog itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya kesenian adiluhung ini made in asli dari daerah Ponorogo. yang sejak dulu menjadi ikon bagi masyarakat Ponorogo. Kedudukan reyog sangat vital, nyaris tak tergantikan.

Label

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Mustofa Bisri A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Syauqi Sumbawi A. Zakky Zulhazmi A.C. Andre Tanama A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S Laksana A.S. Laksana Abdul Hadi WM Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abid Rohmanu Acep Iwan Saidi Acrylic on Canvas Addi Mawahibun Idhom Ade P. Marboen Adib Baroya Adib Muttaqin Asfar Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna AG. Alif Agama Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agunghima Agus Aris Munandar Agus Buchori Agus Prasmono Agus Priyatno Agus R. Subagyo Agus Setiawan Agus Sulton AH J Khuzaini Ahmad Damanik Ahmad Farid Yahya Ahmad Wiyono Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainul Fitriyah Ajip Rosidi Akhmad Marsudin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Aksin Wijaya Al Mahfud Alex R Nainggolan Ali Nasir Ali Soekardi Alunk Estohank Amanche Franck Oe Ninu Aming Aminoedhin Anakku Inspirasiku Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo AndongBuku #3 Andri Awan Andry Deblenk Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Kurnia Anugerah Ronggowarsito Anwar Syueb Tandjung Aprillia Ika Aprillia Ramadhina APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arim Kamandaka Aris Setiawan Armawati Arswendo Atmowiloto Art Sabukjanur Arti Bumi Intaran Aryo Wisanggeni G Asap Studio Asarpin Asrizal Nur Awalludin GD Mualif Ayu Sulistyowati Aziz Abdul Gofar Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Banyuwangi Bara Pattyradja Bayu Agustari Adha Beni Setia Benni Indo Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Lukisan Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Bidan Romana Tari Binhad Nurrohmat Biografi Bisnis Bondowoso Bre Redana Brunel University London Budi P. Hatees Budi Palopo Buku Kritik Sastra Buldanul Khuri Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerpen Chicilia Risca Coronavirus Cover Buku COVID-19 Cucuk Espe D. Kemalawati Dadang Ari Murtono Dadang Sunendar Damar Juniarto Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Dantje S Moeis Darju Prasetya Dedi Gunawan Hutajulu Den Rasyidi Deni Jazuli Denny Mizhar Depan Mts Putra-Putri Simo Sungelebak Desa Glogok Karanggeneng Dessy Wahyuni Dewi Yuliati Dhanu Priyo Prabowo Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djoko Pitono Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddy Hidayatullah Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Choirul Anam Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwijo Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Efendi Ari Wibowo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Israhayu Emha Ainun Nadjib Endang Kusumastuti Eni S Eppril Wulaningtyas R Erdogan Esai Esha Tegar Putra Evan Ys F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faiz Manshur Faizal Af Fajar Setiawan Roekminto Farah Noersativa Fathoni Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Gugur Gunung Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Fikram Farazdaq Forum Santri Nasional (FSN) FPM (Forum Penulis Muda) Ponorogo Galeri Lukisan Z Musthofa Galuh Tulus Utama Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gesit Ariyanto Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Golan-Mirah Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Bahaudin H.B. Jassin Halim HD Hamzah Sahal Handoyo El Jeffry Happy Susanto Hardi Hamzah Haris Firdaus Haris Saputra Harun Syafii bin Syam Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hendra Sugiantoro Hengky Ola Sura Heri Kris Heri Ruslan Herry Mardianto Heru Maryono Hilmi Abedillah Himpunan Mahasiswa Penulis (STKIP PGRI Ponorogo) Holy Adib htanzil Hudan Nur Husin I Nyoman Suaka IAIN Ponorogo Ibnu Wahyudi Idayati Idi Subandy Ibrahim Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Yusardi Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Indigo Art Space Indra Intisa Indra Tjahyadi Indri Widiyanti Inti Rohmatun Ni'mah Inung Setyami Irfan El Mardanuzie Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Isnatin Ulfah Isti Rohayanti Istiqomatul Hayati Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Jakob Sumardjo Janual Aidi Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jember Jember Gemar Membaca JIERO CAFE Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Edy Raharjo John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Syahputra Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin K.H. Ma’ruf Amin Kabar Pelukis Kalimat Tubuh Kang Daniel Kartika Foundation Karya Lukisan: Z Musthofa Kasnadi Kedai Kopi Sastra Kemah Budaya Panturan (KBP) KH. M. Najib Muhammad KH. Marzuki Mustamar Khadijah Khaerul Anwar Khairul Mufid Jr Khansa Arifah Adila Khawas Auskarni Khudori Husnan Khulda Rahmatia Ki Ompong Sudarsono Kim Ngan Kitab Arbain Nawawi Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sablon Ponorogo Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Korban Gempa Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Kritik Sastra Kue Kacang Kue Kelapa Pandan Kue Lebaran Edisi 2013 Kue Nastar Keju Kue Nastar Keranjang Kue Pastel Kue Putri Salju Kue Semprit Kurnia Sari Aziza Kuswaidi Syafi'ie L Ridwan Muljosudarmo Lagu Laksmi Shitaresmi Lamongan Jawa Timur Landscape Hutan Bojonegoro Landscape Rumah Blora Lathifa Akmaliyah Legenda lensasastra.id Lie Charlie Linda Christanty Linus Suryadi AG Literasi Lombok Utara Lucia Idayani Ludruk Karya Budaya Lukas Adi Prasetyo Lukisan Andry Deblenk Lukisan Karya: Rengga AP Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari Lukisan Sugeng Ariyadi Lukman Santoso Az Lumajang Lusiana Indriasari Lutfi Rakhmawati M Khoirul Anwar KH M Nafiul Haris M. Afif Hasbullah M. Afifuddin M. Fauzi Sukri M. Harir Muzakki M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lutfi M. Mustafied M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M’Shoe Mahamuda Mahendra Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Maimun Zubair Makalah Tinjauan Ilmiah Makyun Subuki Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Mario F. Lawi Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Masuki M. Astro Masyhudi Mathori A Elwa Matroni El-Moezany Maulana Syamsuri Media Ponorogo Media: Crayon on Paper Media: Pastel on Paper Mei Anjar Wintolo Melukis Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Menggalang Dana Amal MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Miftakhul F.S Mihar Harahap Mila Setyani Misbahus Surur Mix Media on Canvas Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Ali Athwa Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Antakusuma Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Subarkah Muhammad Wahidul Mashuri Muhammad Yasir MUI Mujtahidin Billah Mukafi Niam Mukani Mukhsin Amar Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Muslim Abdurrahman Naskah Teater Neva Tuhella Nezar Patria Nidhom Fauzi Niduparas Erlang Ninuk Mardiana Pambudy Nirwan Ahmad Arsuka Noor H. Dee Novel Pekik Novel-novel bahasa Jawa Nur Ahmad Salman H Nur Hidayati Nur Wachid Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyiayu Hesty Susanti Obrolan Oil on Canvas Olimpiade Sastra Indonesia 2013 Oyos Saroso H.N. Padepokan Lemah Putih Surakarta Pagelaran Musim Tandur Paguyuban Seni Teater Ponorogo Pameran Lukisan MADIUN OBAH Pameran Seni Lukis Pameran Seni Rupa Parimono V / 40 Plandi Jombang Paring Waluyo Utomo Pasuruan PDS H.B. Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Jumartono Pelukis Ponorogo Z Musthofa Pelukis Rengga AP Pelukis Senior Tarmuzie Pelukis Unik di Ponorogo Pemancingan Betri Pendhapa Art Space Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Pesantren An Nawawi Tanara (Penata) Pito Agustin Rudiana Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Probolinggo Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prof Dr Soediro Satoto Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pusat Grosir Kaos Polos Ponorogo Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putri Asyuro' Rizqiyyah Putu Fajar Arcana R.Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Rasanrasan Boengaketji Ratna Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak angkatan 1991-1992 Reyog dalam Lukisan Kaca Ribut Wijoto Ridha Arham Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Ris Pasha Rizka Halida Robin Al Kautsar Rodli TL Romi Zarman Rosi Rosidi Tanabata Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Prasetyo Utomo S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Sahlan Bahuy Sajak Sakinah Annisa Mariz Samsudin Adlawi Samsul Bahri Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sanggar Shor Zhambou Santi Maulidah Sapardi Djoko Damono Sapto HP Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastri Bakry Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Self Portrait Senarai Pemikiran Sutejo Seni Ambeng Ponorogo Seniman Tanah Merah Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Budhi Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindhunata Situbondo Siwi Dwi Saputro SMP Negeri 1 Madiun Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Fitri Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Spirit of body 1 Spirit of body 2 Spirit of body 3 Sri Mulyani Sri Wintala Achmad Stefanus P. Elu STKIP PGRI Ponorogo Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugeng Ariyadi Suharwedy Sujarwoko Sujiwo Tedjo Sukitman Sumani Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Switzy Sabandar Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tangguh Pitoyo Taufik Ikram Jamil Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater nDrinDinG Teaterikal Teguh Winarsho AS Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo 1910 Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tiyasa Jati Pramono Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari To Take Delight Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Andhi Suprihartono Tri Harun Syafii Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S UKM Teater Yakuza '54 Universitas Indonesia Universitas Jember Untung Wahyudi Usman Arrumy Usman Awang Ustadz Chris Bangun Samudra Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Warih Wisatsana Warung Boengaketjil Wawan Pinhole Wawancara Widhyanto Muttaqien Widya Oktaviani Wisnu Hp Wita Lestari Wuri Kartiasih Yeni Pitasari Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yosep Arizal L Yoseph Yoneta Motong Wuwur YS Rat Yuditeha Yuli Yulia Sapthiani Yusri Fajar Yusuf Suharto Yusuf Wibisono Yuval Noah Harari Z. Afif Z. Mustopa Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zaki Zubaidi Zehan Zareez Zulfian Ebnu Groho Zulfikar Fu’ad Zulkarnain Siregar